Monday, October 1, 2018

Si Penghuni dan Keajaibannya

Photo by Terje Sollie from Pexels


Dulu, di rumah lama yang disewa Mako, ia tinggal bersama saudara perempuan dan ayahnya. Sang kakak, empat tahun lebih tua darinya dan ayahnya sekitar 60 tahunan. Sang ayah yang tinggal sakit-sakitan. Sakit menahun yang melumpuhkan sebagian tubuhnya. Rumah selalu sepi jika Mako dan kakak perempuannya tak ada di rumah. Tapi sang ayah tak pernah sendiri, ada tiga belas makhluk yang suka mendengkur dengan mata terbuka yang awas mengintai segala sesutunya.

Pernahkah kau dengar ada yang bisa mendengkur dengan mata terbuka? Makhluk ini bisa melakukannya. Mereka juga sering membuat cakaran di permukaan yang kasar tapi lunak. Aneh kan? Di mana ada permukaan yang kasar tapi lunak? Oh ada banyak, misalnya kotak kayu ringan, kardus tua, dan barang-barang favorit manusia seperti kasur pegas.

Di rumah lama makhluk ini berbagi teritori. Ada yang menguasai kamar belakang, tepat di bagian gulungan kasur tua ia berdamai dengan hidupnya. Ada yang menyukai menyembunyikan diri di antara gundukan baju yang belum diseterika, ada juga yang suka bersembunyi di bawah mesin cuci. Tak peduli betapa berisiknya mesin gendut putih-biru itu, ia akan tetap bersembunyi di sana. Jika pun diintip, tak terlihat apa-apa lagi kecuali dua mata yang kadang berkilat, waspada dengan kehadiran orang lain yang bukan berasal dari kaumnya.

Ketiga belas makhluk ini berjalan santai tapi tak pernah terdengar langkahnya. Tidak, mereka tidak langsing. Hampir semuanya bertubuh sintal sampai bisa dibilang tambun. Perut bergoyang penuh lemak, beberapa terlihat menggelambir. Kebanyakan tak nampak leher karena sudah tertimbun daging tebal dan pasti ada lemaknya. Kakak perempuan Mako menyadari kehadiran makhluk tanpa suara ini bisa membahayakan penghuni rumah, maka ia menghafalkan di mana masing-masing biasa tinggal. Ia juga berusaha memberi lonceng kerincing agar bisa menghindar ketika makhluk itu berjalan santai mengelilingi rumah.

Tak ada yang lolos dari gangguan mereka. Sang ayah yang hanya bisa berbaring adalah mangsa empuk bagi makhluk itu. Hanya sebagian kecil saja yang suka mengganggu, sisanya terlalu malas untuk bergerak. Gangguan yang mereka lakukan sedikit saja misalnya menginjak perut sang ayah dan menggosokkan pantat ke pipi sang ayah. Oh itu benar, tindakan ini tak terpuji, tapi bagi mereka itu bukanlah sebuah cela. Mereka suka mengendus pantat dan saling menggaruk perut. Jilat-menjilat satu sama lain juga tak terhindarkan. Terkadang mereka melakukannya terang-terangan, tampak oleh Mako dan kakaknya. Sering juga mereka sembunyi hanya untuk saling jilat dan garuk.

Ajaibnya mereka membuat suasana rumah selalu hangat. Tak banyak yang mereka lakukan, tapi dengan kehadiran saja rumah itu lebih hidup. Semua yang ada di dalam rumah betah dan malas pergi keluar rumah. Hanya membuka jendela pun rasanya berat. Hal yang paling seru dilakukan adalah mengurung diri seharian dengan para makhluk yang mendengkur, mengganggu, dan  sibuk makan.
Oh ya, mereka suka biskuit, ayam rebus, dan jelly ikan. Jika kau menemukan mereka di rumahmu, coba kau biarkan. Tunggu keajaiban apa yang bisa mereka lakukan untuk menghidupkan rumahmu. Semoga beruntung ya.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

15 comments:

  1. Eh ngga ngeuh... itu kucing kan? ._.a

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaa..bebas aja kok mau berfantasi siapa si penghuni ini. kan semakin pembaca menerka-nerka semakin asyik (smeoga hahhaa)

      Delete
  2. Seperti di rumah mertua, banyak sekali kucing dengan berbagai tabiat yang berbeda. Nice story mba Silvana. Membuat orang-orang curios 😊

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Dan tebakan Anda benar. Tapi klopun tebak lainnya juga boleh kok. bebaskan imajinasimu mb :)

      Delete
  4. Replies
    1. Yep, tapi klopun bukan kucing juga boleh kok..misalnya...makhluk...itu tuuuuu hehehehe

      Delete
  5. Baguuuuuuuuuuuuuuus syuuuuukaaaah 😍😍😍

    ReplyDelete

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...