Tuesday, November 13, 2018

Mandul

https://www.pexels.com/photo/relationship-failure-problem-sad-39483/



Awan mendung terlihat di sisi langit sebelah barat. Gumpalannya tebal, hitam pekat dengan sedikit serabut awan keputihan mengelilingi. Di sisi langit timur,  cahaya terang nampak menerobos langit, jatuh ke sisi kota yang lain. Kelabunya langit tak berbeda dengan  Mirna. Ada mendung di hatinya dan sekarang ia mengumpulkan semua kekuatannya untuk mendapat jatuhnya cahaya Ilahi di batinnya. Pandangannya kabur, tertutup genangan air dari pangkal sampai sudut kelopak mata. Sesak dadanya tapi ia menekan semua rasa agar tidak tumpah tetesan air kesedihannya.

“Sabar nduk, semua sudah ada yang mengatur. Ikhlaskan ya nduk?” suara ibunda Mirna memecah kesunyian.

“Iya bu.” Jawab Mirna singkat.

“Ayo kita pulang nduk. Ke rumah ibu saja hari ini. Ndak usah pulang ke rumahmu, nanti ibu yang bicara sama si mbah, nduk.” Kata-kata wanita yang menginjak usia tujuh puluhan itu meluncur dengan suara paling bijak yang dimilikinya.

Mirna mengiyakan . Mereka berdua meninggalkan ruangan tunggu di pengadilan agama setelah mengikuti putusan sidang talak hari itu. Selesai sudah perjuangannya mempertahankan status sebagai istri  dari suami yang sangat dikasihi. Ia mengalah pada nasib.

“Makanya nduk nanti kalau kamu sudah kenal suami baru biar ibu bawa dulu ke Mbok Minah. Dia bisa tahu laki-laki yang sehat dan yang mandul, jadi ndak kebablas1 begini lo nduk. Anak itu perlu untuk keutuhan rumah tangga. Wis to2 nduk cari laki-laki yang mau sama kamu itu gampang.” Ibunda Mirna menarik lengan Mirna dan menghentikan mobil penumpang umum yang lewat. Mirna hanya diam seperti biasa,  ia menuruti perintah wanita yang melahirkannya itu.

1 Ndak kebablas: bahasa Jawa, tidak terlanjur, tidak terjadi.
2 Wis to : bahasa Jawa, sudahlah.



#tugasdomestikdrama



11 comments:

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...