Sebagai warga baru Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, saya
termasuk yang antusias dengan festival yang baru pertama kali digelar di
kecamatan ini. Namanya Festival Lawang Kota Tua. (Kota) Kecamatan ini memang
sudah tua, banyak bangunan bersejarah yang indah. Seperti biasa, banyak yang
tidak terawat, termasuk gedung besar yang kabarnya dulu rumah kaum komunis yang
makin tak sedap dipandang karena ditutup bangunan dan lapak semi-permanen pedagang
Pasar Lawang bercampur dengan gundukan sampah ebrbau di tempat pembuangan
akhir. Entah apakah TPA ini memang letaknya di situ atau karena sampah tak
punya lokasi pembuangan maka dibuang di situ. Ini hanya intermezzo dari acara festival yang sesungguhnya, Sahabatku. Mohon sabar untuk terus membaca paragraf-paragraf selanjutnya.
Cerita festival ini sebenarnya dimulai dari pengumuman di
media sosial yang gencar mengabarkan tentang festival yang akan dikunjungi oleh
Menteri Pariwisata Indonesia ini. Festival diselenggarakan mulai tanggal 27 –
29 September 2019, meliputi aneka karnaval, lomba, pameran produk unggulan,
pameran foto dan aneka kegiatan yang tujuannya mempromosikan Lawang sebagai
salah satu destinasi wisata Jawa Timur. Titik acara tersebar di beberapa
wilayah dan walaupun info pengumuman tidak banyak, bahkan minim untuk ukuran
salah satu festival yang masuk 100 Festival Unggulan Indonesia, hari ini saya
membuktikan bahwa pikiran saya salah. Warga antusias mengikuti acara pembukaan
festival ini.
Hari ini dijadwalkan jam 10:00 dilaksanakan karnaval yang
diikuti 16 instansi (menurut pembawa acara) dan entah berapa total jumlah
peserta. Media sosial lokal banjir animo. Saya mengetahui tentang acara ini
hanya sehari sebelumnya juga dari grup medsos yang jarang saya pantau. Warga
ternyata tumpah ruah membanjiri jalan-jalan yang akan dilewati rombongan pawai.
Banyak hal yang mengherankan saya dan memang akhirnya sungguh-sungguh penuh
kejutan.
Pertama, pilihan hari karnaval. Biasanya karnaval
dilaksanakan di akhir minggu. Tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar dan
aktivitas harian lainnya. Pesertanya datang dari instansi dan sekolah, maka
tentu saja para peserta bolos hari itu. Adapun yang tetap sekolah maka
dipulangkan lebih awal. Lokasi acara juga menutup akses beberapa sekolah dan acara penutupan karnaval
berlangsung tak jauh dari rumah sakit umum daerah yang harusnya tenang.
Pastinya acara karnaval digelar di hari pertama untuk membuka festival, maka…sudahlah
abaikan argument saya di bagian ini.
Kedua, tidak ada pengamanan khusus dan pengaturan arus lalu
lintas. Berdasarkan pengalaman saya sebagai penonton aneka karnaval, ada
sterilisasi jalan-jalan yang akan dilalui peserta karnaval. Tentunya ini untuk
keamanan peserta dan juga kenyamanan penonton. Saya mencari polisi tapi tak
nampak seorangpun. Lalu lintas dan keamanan diatur oleh petugas berseragam
hitam, bukan hansip, saya tak tahu apa nama kesatuannya. Lalu lintas dua arah
dibuka satu lajur saja dan di beberapa jalan tetap dibuka seperti biasa dengan
kerumunan penonton di kiri-kanan. Tentunya kurang nyaman dan berbahaya bagi
penonton.
Ketiga, rute karnaval simpang siur. Dari yang saya baca di
poster kenyataannya tak sama dengan yang di lapangan. Ini berkaitan dengan
masalah besar lainnya yang saya bahas selanjutnya.
Masalah terbesar adalah manajemen waktu dan manajemen acara
yang tidak baik dari panitia penyelenggara. Sesuai info di poster yang tersebar
di medsos, acara dimulai jam 10.00 tetapi sampai saya pulang jam 13.00 acara
belum dimulai. Molornya acara disebut karena menunggu kedatangan Bupati Malang
yang kemudian berdasarkan info dari medsos, tidak membuka acara karnaval.
Konvoi peserta pertama berangkat sekitar jam 14.15 yang
diberangkatkan oleh camat. Artinya peserta rata-rata menunggu sekitar 5 jam lebih
karena kebanyakan datang jam 09:00. Wow, 5 jam yang sangat melelahkan bukan? DI
tengah hangat matahari pagi sampai matahari menjadi sangat terik di jam 12:00
sampai jam 14:00, berkostum lengkap, dan lelah karena menunggu sang pembesar
yang ternyata juga digantikan pejabat lain.
Saya yakin keadaannya pasti dilematis. Bagi peserta mereka
lelah lahir batin, ingin pulang dan rehat di rumah tapi tekad dari awal sudah
bulat untuk berkarnaval. Dengan situasi serba tak mengenakkan ini sangat
merugikan peserta karnaval. Bagi penonton bisa langsung pulang ke rumah seperti
saya yang lelah menunggu selama 3 jam tanpa kepastian dan tanpa info apa-apa
dari pembawa acara. Peserta apalagi.
Dari yang saya baca di komentar para penonton karnaval,
acara berlangsung kacau-balau. Banyak peserta yang pulang, yang tertinggal pun
sudah lelah dan bersungut-sungut diombang-ambing ketidakpastian acara. Panitia
tetap memaksakan menunggu Bupati dan pada akhirnya tetap dibuka camat, yang harusnya
sudah siap sedari awal acara. Pun jika beliau berhalangan tentu tak sulit untuk mencari
pejabat lain yang bisa memberangkatkan peserta karnaval, jauh lebih mudah
daripada Pak Bupati yang berangkat dari Malang Kota, kantor beliau dan mungkin
juga ada banyak acara yang beliau wajib hadiri. Harusnya jadwal yang ada
dipatuhi sehingga tidak merugikan banyak orang.
Parahnya, peserta kemudian berpawai tak sesuai rute. Banyak
yang potong kompas karena terlalu lelah. Penonton yag sudah menunggu di titik
yang harusnya dilewati kecewa dan kebingungan. Sya yang memantau kegiatan lewat
media sosial di rumah jadi terheran-heran dan kecewa juga. Tiga jam bukan waktu
yang sedikit bagi saya hanya untuk menunggu pawai yang harusnya menyenangkan. Peserta
pasti lebih kecewa lagi.
Persiapan peserta mulai dari perlengkapan pawai, kostum,
make-up, dan tentu yang paling berharga adalah waktu dan tenaga melebihi
segalanya. Kebahagiaan dan semangat ikut meramaikan acara kecamatan tercinta
jadi ternoda oleh pelaksanaan acara yang kurang termanajemen dan kurang
terkoordinasi.
Entah bagaimana acara lain dari festival ini. Dari kejadian
pagi ini saya kemudian punya persepsi bahwa acara lainnya pasti tidak
menyenangkan juga. Ini karena sebagian kecil hal membuat keseluruhan tampak buruk.
Hal kecil jadi mewakili hal yang lebih besar lagi, walaupun belum tentu
benarnya. Pars pro toto!
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
Thank you because you have been willing to share information with us. we will always appreciate all you have done here because I know you are very concerned with our. 토토사이트 에스뱅크
ReplyDelete