Sunday, October 14, 2018

Melepasnya dalam Khidmat



“Biiiir, ayo cepet keluar.” suara nyaring ibu Sabir melengking memekakkan telinga di Minggu yang tenang. Dua ayam kate di halaman rumah hening seketika mendegar lengking suara pemilik rumah. Mereka tahu sedikit bergerak bisa membuat segalanya jadi runyam. Jika pemilik rumah berkehendak, segala sesuatu tidak bisa lagi diprediksi. Hanya pemilik rumah yang mampu melakukan hal-hal magis seprti ini, ha yang membuat para ayam teriam dari cerewet kotekannya. Tak seperti di dongeng hal magis mengambil tempat lama sekali, di dunia nyata hanya beberapa detik membungkam ayam-ayam itu.  Tak lama, mereka berkotek sibuk sambil menggoyang leher, sudah hilang kaget rupanya.

Yang bernama Sabir masih sibuk mematut diri di depan cermin. Memastikan setiap pori wajah sempurna. Dia butuh ketenangan di saat ini. Momen genting. Salah perhitungan bisa gawat. Hal yang paling dibencinya adalah saat ini, ketika konsentrasi ditajamkan dan kesunyian diperlukan tapi suara wanita yang paling ditakuti di rumah memecah kontemplasi yang sudah dilakukan hampir lima menit.

“Sabiiir! Ngapain kau di dalam nak?”bukan bertanya, suara ibu Sabir lebih seperti penyanyi opera bersuara sopran yang naik darah.

“Iya!!!. Tunggu sebentar!”Sabir menyahut tak kalah keras, memastikan ibunya tak memaksa minta dibukakan pintu kamar setelah mendengar jawabnya.

Sabir memicingkan matanya, mendekatkan wajah ke cermin. Ia menyibakkan rambut yang menutup sisi dahinya. Ia mengernyitkan dahi dan menelengkan kepala sampai dirasa dicapai sudut yang pas untuk mengobservasi penuh inci demi inci dahinya. Ia mendengus sambil mengernyit. Mundur sejenak karena sedikit lelah menatap wajah dengan terperinci. Ia mencoba lagi.

Akhirnya muncul tekad kuatnya. Ia berkhidmat lagi, mengumpulkan niat.  Disorongkan wajah hampir menempel cermin dan dikumpulkan dua jari telunjuknya mengarah pada satu gumpalan sangat kecil berawarna kemerahan di pangkal dan memutih segelap susu di ujung. Sabir sudah yakin. Kedua jari telunjuk menjepit gumpalan mini itu dan dipencetnya kuat-kuat. Cairan bening keputihan dengan bintik putih keluar dan diikuti sedikit darah.

Lega hati Sabir, selamat tinggal jerawat.




#komunitasonedayonepost

#ODOP_6   

No comments:

Post a Comment

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...