“Biiiir, ayo cepet keluar.” suara nyaring ibu Sabir
melengking memekakkan telinga di Minggu yang tenang. Dua ayam kate di halaman
rumah hening seketika mendegar lengking suara pemilik rumah. Mereka tahu
sedikit bergerak bisa membuat segalanya jadi runyam. Jika pemilik rumah
berkehendak, segala sesuatu tidak bisa lagi diprediksi. Hanya pemilik rumah
yang mampu melakukan hal-hal magis seprti ini, ha yang membuat para ayam teriam
dari cerewet kotekannya. Tak seperti di dongeng hal magis mengambil tempat lama
sekali, di dunia nyata hanya beberapa detik membungkam ayam-ayam itu. Tak lama, mereka berkotek sibuk sambil
menggoyang leher, sudah hilang kaget rupanya.
Yang bernama Sabir masih sibuk mematut diri di depan cermin.
Memastikan setiap pori wajah sempurna. Dia butuh ketenangan di saat ini. Momen
genting. Salah perhitungan bisa gawat. Hal yang paling dibencinya adalah saat
ini, ketika konsentrasi ditajamkan dan kesunyian diperlukan tapi suara wanita
yang paling ditakuti di rumah memecah kontemplasi yang sudah dilakukan hampir
lima menit.
“Sabiiir! Ngapain
kau di dalam nak?”bukan bertanya, suara ibu Sabir lebih seperti penyanyi opera
bersuara sopran yang naik darah.
“Iya!!!. Tunggu sebentar!”Sabir menyahut tak kalah keras,
memastikan ibunya tak memaksa minta dibukakan pintu kamar setelah mendengar jawabnya.
Sabir memicingkan matanya, mendekatkan wajah ke cermin. Ia
menyibakkan rambut yang menutup sisi dahinya. Ia mengernyitkan dahi dan
menelengkan kepala sampai dirasa dicapai sudut yang pas untuk mengobservasi
penuh inci demi inci dahinya. Ia mendengus sambil mengernyit. Mundur sejenak
karena sedikit lelah menatap wajah dengan terperinci. Ia mencoba lagi.
Akhirnya muncul tekad kuatnya. Ia berkhidmat lagi,
mengumpulkan niat. Disorongkan wajah
hampir menempel cermin dan dikumpulkan dua jari telunjuknya mengarah pada satu
gumpalan sangat kecil berawarna kemerahan di pangkal dan memutih segelap susu
di ujung. Sabir sudah yakin. Kedua jari telunjuk menjepit gumpalan mini itu dan
dipencetnya kuat-kuat. Cairan bening keputihan dengan bintik putih keluar dan
diikuti sedikit darah.
Lega hati Sabir, selamat tinggal jerawat.
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
No comments:
Post a Comment