Sunday, October 21, 2018

Nikah Butuh Biaya, Tapi …


Sengaja saya awali judul postingan ini dengan pernyataan yang berbeda dengan kebanyakan artikel lain yang judulnya, Nikah Tanpa Biaya, Nikah Gratis dan lain sebagainya. Tapi tenang, semuanya akan mudah dengan bantuan-Nya. Apapun latar belakang ekonomi Sahabat, semuanya akan mudah jika dipasrahkan pada-Nya. Satu lagi, menikah tak butuh gengsi. Tanpa gengsi biaya jadi masuk akal.
Berdasarkan pengalaman pribadi, saya dan suami dari keluarga sederhana. Sejak belum mengenalnya salah satu impian saya adalah pernikahan sederhana. Mengundang saudara dekat dan teman dekat saja. Beberapa tetangga boleh lah. Dan itulah yang terjadi, ini kekuatan mimpi. Jika dibayangkan terus dan diupayakan ya ini yang terjadi. Tapi ini kan hal mudah, jika pernikahannya sederhana tanpa mimpi pun bisa terlaksana bukan? Simak cerita saya untuk tahu kejutan-kejutannya ya.

Dimulai dari biaya lamaran. Semua juga tahu adat istiadat mengharuskan calon pengantin pria datang dengan segala hantaran dan biasanya proses lamaran terjadi balas berbalas. Setelah calon pengantin pria datang melamar, maka jawaban pengantin perempuan akan membalas dan memberi jawaban lamaran calon pengantin pria. Umumnya proses ini dilakukan dengan mengajak beberapa keluarga dekat lengkap dengan acara pesta kecil, tukar cincin, aneka seserahan dan lain sebagainya. Ini jika mengacu pada adat. Jadi, ya butuh biaya banyak.

Berbeda dengan saya yang tidak mengacu pada adat, acuan saya agama dan aturan negara. Tata cara lamaran itu tidak ada di agama saya dan tidak ada dalam hokum negara maka bisa diskip. (Calon) suami saat itu datang dengan kedua orang tua, kakak, dan adik ibunya dengan buah tangan kue dan buah. Bukan hantaran aneka rupa. Sejujurnya bahkan saya tidak tahu kedatangan hari itu adalah lamaran, karena diberitahukan sebelumnya keluarga akan berkenalan dengan orang tua saya. Dalam pembicaraan yang santai tersebut disampaikan keinginan untuk meminang saya dan acara berjalan lancar. Ini tujuan utama lamaran, jadi hantaran hanya bagian dari adat yang jika tak dilaksanakan tak bikin kualat.

Kebutuhan uang yang utama dari sebuah pernikahan adalah ketika mengurus administrasi 
kelengkapan dokumen pernikahan. Awalnya saya berusaha mengikuti alur pengurusan dokumen mulai dari surat keterangan RT, RW, dibawa ke kelurahan, kemudian ke KUA untuk disahkan. Nah biasanya ada uang amplop untuk pengurus-pengurus RT/RW dan petugas kelurahan, tapi pada kasus saya tidak ada biaya sepeser pun. Harusnya begini sih, masalahnya karena saya tinggal di desa maka langsung dari kelurahan saya diarahkan untuk mengurus segala sesuatunya ke mudin. Mudin ini seperti pengurus kegiatan keagamaan di desa. Dan ada pernyataan, “Nanti sudah diurus sama mudin nya tinggal bayar berapa gitu Mbak.” Nah lo, ini dia biayanya.

Maksud hati ingin minta formulir dengan pengesahan pak lurah untuk dibawa ke KUA yang ada saya diarahkan ke mudin. Karena tempat tinggal saya jauh dari domisili maka saya langsung ke mudin dan seluruh kelengkapan diminta. Kelengkapan calon suami juga diminta dan intinya mudin yang mengurus segala sesuatunya. Dalam waktu sehari semuanya beres. Keesokan harinya saya sudah mendapat kabar kelengkapan sudah beres. Oh ya, biaya pengurusan lewat mudin di kampung saya 250.000 rupiah. (Calon) suami di kampungnya dikenai biaya 300,000. Teman saya di Gresik dikenai biaya 275.000 rupiah. Masukkan ini dalam daftar biaya, Sahabat!

Dari mudin semua dokumen sudah lengkap. Sudah ditandatangani oleh lurah setempat. Pernikahan akan lebih murah jika dilaksanakan di KUA pada jam kerja. Biayanya 0 rupiah alias gratis. Tapi, dari pihak suami menghendaki pernikahan dilaksanakan di rumah pada akhir pekan. Jadi ada biaya pernikahan di luar kantor KUA sebesar 600.000 rupiah. Ini berlaku sama di seluruh Indonesia, tidak ada biaya lain (seharusnya) karena uang disetor langsung ke rekening Departemen Agama. Dalam kasus suami dia membayar 900.000 total ke mudin untuk diserahkan ke KUA dan untuk pengurusan dokumen.

Sekali lagi, jika bisa diurus sendiri maka tidak perlu minta bantuan mudin, jadi tidak ada biaya lain-lain Sesuai alur pengurusan dokumen kelengkapan pernikahan. Oke, jadi menikah butuh biaya ya, paling tidak siapkan 500,000 rupiah untuk pengurusan dokumen dan buah tangan untuk mempelai wanita jika Sahabat pihak pria. Ini pun jika mau tidak mengikuti adat yang mengharuskan acara ini itu dan hantaran sejumlah ini itu juga.

Tidak mahal kok, tapi ada biayanya kan? Usahakan menikah di KUA untuk menekan biaya. Tentu saja semua kembali pada niat Sahabat dalam menyelenggarakan pernikahan. Demikian pula dari pihak orang tua, jika semuanya sudah sepakat menyelenggarakan pernikahan mengikuti syariat agama dan aturan negara tanpa mengikuti adat maka biayanya murah.

sumber:https://bit.ly/2S2YNrX

Selamat merencakanan pernikahan dan simak sambungan kejutan-kejutan pernikahan di sini ya.



#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

No comments:

Post a Comment

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...