Tuesday, October 23, 2018

Tanda Mata

Photo by Clem Onojeghuo from Pexels



Pernahkah Sahabat terpercik minyak panas dari penggorengan yang meninggalkan bekas di badan? Saya punya tanda mata kecil, sperti tahi lalat, tapi warnanya coklat terang di tangan kanan. Oleh-oleh ketika menggoreng kerupuk udang suatu hari yang lalu. Pedih tapi tak terlalu dirasa karena fokus pada ulah kerupuk yang mengembang tak tentu arah dalam minyak panas.

Tiap menggorengg atau memasak setelahnya, pikiran saya tertuju pada almarhumah mama. Saya ingat ada beberapa tanda serupa di lengan mama. Dulu saya bertanya mengapa ada tanda di lengan mama. Jawabnya sama, kena cipratan minyak panas. Saya masih belum paham saat itu, kok bisa ya? Begitu pikir saya.

Sekarang setelah saya menikah makin banyak urusan rumah tangga yang mengingatkan saya pada mama. Bekas cipratan minyak ini salah satunya. Saya jadi lebih mengapresiasi kinerja ibu-ibu di seluruh dunia yang berjibaku di dapur untuk menghasilkan makanan untuk keluarga. Pekerjaan dapur itu termasuk yang berbahaya. Berurusan dengan kompor, minyak dan air panas, pisau, tabung LPG, barang elektronik, dan lainnya. Minyak panas terciprat hanya hal kecil yang wajar dialami setiap ibu rumah tangga yang sibuk dengan kegiatan masaknya.

Maka kemudian saya tahu apa yang dilakukan mama saya dulu sungguh luar biasa. Puluhan tahun beliau menciptakan aneka masakan yang sering tidak saya makan dengan nikmat, atau sering saya hindari. Sering kali tidak saya bantu, dan sekarang terasa sungguh susahnya memasak. Susahnya menciptakan masakan yang sesuai dengan selera semua orang. Susahnya jika harus menghabiskan makanan karena tidak ada orang yang ingin memakannya. Betapa susah jadi ibu rumah tangga, tapi banyak yang menganggap “hanya bekerja di dapur”.

Tanpa skill yang diasah khusus di sekolah masak, ibu rumah tangga menciptakan sendiri gaya memasaknya. Saya pun belajar mengingat apa yang diajarkan oleh mama. Membaca sendiri dari resep-resep yang sering tak teruji pula keabsahannya. Toh selalu ada pelajaran dari dapur yang bisa diambil, mulai cara memasukkan bahan makanan agar minyak tak jumpalitan dan teknik masak a la kadarnya.

Dari tanda mata cipratan minyak goreng saya makin belajar untuk bersyukur punya mama yang telah mengasuh saya, punya kesempatan menjadi seorang istri, dan punya kesempatan  bisa memasak di dapur. Bersama peralatan dapur saya bernostalgia dengan almarhumah mama dan mencoba mengenal aneka perabot dapur saya.



#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

5 comments:

  1. Saya pernah kak, meski kenanya sedikit tapi perihnya itu😓

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe...waspadalah waspadalah...thx sudah mampir mb

      Delete
  2. So true, baru mengerti betapa berharganya mama saat menjadi seorang mama 😊

    ReplyDelete
  3. ini keren banget. sering juga masak, minyaknya bener2 kaya di medan perang, ya
    _______
    asetiah.blogspot.com

    ReplyDelete

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...