Photo by Kat Jayne from Pexels |
“Aih geser dong.”ada yang berteriak ketika aku menyeruak
masuk dalam kerumunan. Bukan hanya dua baris yang kulewati, mungkin lebih empat
baris. Semuanya saling berhimpit dan berdesakan. Aku berusaha meliuk ke kanan dan
ke kiri, ke bagian yang paling memungkinkan bagiku untuk masuk. Dalam usahaku
yang bukan main sulitnya itu ada yang memarahiku karena aksi serobot yang
kubuat.
“Hei, kamu kan baru datang jangan asal main serobot
dong.”suara lain menggerutu menghardikku. Aku tetap berusaha mencari tempat di
lorong yang panjang dan sempit itu. Lorong ini bergerak menjepit,
berdenyut memastikan aku dan semua yang
ada di dalamnya bergerak lurus mengikuti gravitasi ke kantong bawah yang kuat.
“Ini tempatku, coba kau cari di sana!”masih ada suara kesal
menyuruhku mencari tempat di sisi lain. Banyak sekali yang menyuruhku
menyingkir jauh. Mereka juga butuh tempat.
‘Awas!!!”tiba-tiba terdengar seruan kencang dan belum sempat
aku minggir sudah kena seluruh bagian tubuhku oleh gelontoran cairan pekat
kehitaman penuh kafein. Aku terangkat terombang-ambing ke kiri kanan. Mengapung
tak ada kekuatan untuk bertahan di posisiku. Cairan ini asam dan membuatku
muak. Warna dan baunya sungguh bukan sesuatu yang harusnya masuk bersamaku.
Bukan hanya aku yang terapung bimbang, sekelilingku juga bernasib sama.
Ini aku, remahan makanan dalam lambung bekas pemilikku. Aku
sedang berusaha mencari tempat dalam lambungnya yang terus saja diisi sampai
penuh. Itu pun masih dimasukkan lagi kopi dan entah apalagi setelahnya. Hampir
tak ada ruang kosong untuk gas hilir-mudik. Semuanya makanan, minuman, yang
bergizi dan tak bergizi. Yang bermanfaat bagi tubuh pemilikku dan yang bukan.
Sebentar lagi aku akan dilumatkan oleh aneka enzim yang
mengubahku menjadi pasta, itu tandanya aku masuk ke dalam usus. Di sini, di
dalam lekukan dan tikungannya yang berkelok-kelok, ada nutrisi, air, dan limbah yang sibuk diserap.
Kandungan diriku yang baik juga terserap di sini, tapi gelontoran cairan pekat
kafein tadi membuyarkan segalanya. Andai para manusia tahu, mereka harus
menyisakan ruang dalam perutnya agar aku tercerna sempurna. Dasar rakus!
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
keren, aku suka sekali tulisannya. ini bisa buat referensi tantangan minggu ini. aku belum bisa nulis gaya ini. makasih inspirasinya
ReplyDeleteTerima kasih banyak mb xoxo
Delete