Sunday, October 14, 2018

Terdesak si Rakus

Photo by Kat Jayne from Pexels


“Aih geser dong.”ada yang berteriak ketika aku menyeruak masuk dalam kerumunan. Bukan hanya dua baris yang kulewati, mungkin lebih empat baris. Semuanya saling berhimpit dan berdesakan. Aku berusaha meliuk ke kanan dan ke kiri, ke bagian yang paling memungkinkan bagiku untuk masuk. Dalam usahaku yang bukan main sulitnya itu ada yang memarahiku karena aksi serobot yang kubuat. 


“Hei, kamu kan baru datang jangan asal main serobot dong.”suara lain menggerutu menghardikku. Aku tetap berusaha mencari tempat di lorong yang panjang dan sempit itu. Lorong ini bergerak menjepit, berdenyut  memastikan aku dan semua yang ada di dalamnya bergerak lurus mengikuti gravitasi ke kantong bawah yang kuat.

“Ini tempatku, coba kau cari di sana!”masih ada suara kesal menyuruhku mencari tempat di sisi lain. Banyak sekali yang menyuruhku menyingkir jauh. Mereka juga butuh tempat.

‘Awas!!!”tiba-tiba terdengar seruan kencang dan belum sempat aku minggir sudah kena seluruh bagian tubuhku oleh gelontoran cairan pekat kehitaman penuh kafein. Aku terangkat terombang-ambing ke kiri kanan. Mengapung tak ada kekuatan untuk bertahan di posisiku. Cairan ini asam dan membuatku muak. Warna dan baunya sungguh bukan sesuatu yang harusnya masuk bersamaku. Bukan hanya aku yang terapung bimbang, sekelilingku juga bernasib sama.

Ini aku, remahan makanan dalam lambung bekas pemilikku. Aku sedang berusaha mencari tempat dalam lambungnya yang terus saja diisi sampai penuh. Itu pun masih dimasukkan lagi kopi dan entah apalagi setelahnya. Hampir tak ada ruang kosong untuk gas hilir-mudik. Semuanya makanan, minuman, yang bergizi dan tak bergizi. Yang bermanfaat bagi tubuh pemilikku dan yang bukan.

Sebentar lagi aku akan dilumatkan oleh aneka enzim yang mengubahku menjadi pasta, itu tandanya aku masuk ke dalam usus. Di sini, di dalam lekukan dan tikungannya yang berkelok-kelok, ada  nutrisi, air, dan limbah yang sibuk diserap. Kandungan diriku yang baik juga terserap di sini, tapi gelontoran cairan pekat kafein tadi membuyarkan segalanya. Andai para manusia tahu, mereka harus menyisakan ruang dalam perutnya agar aku tercerna sempurna. Dasar rakus!


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

2 comments:

  1. keren, aku suka sekali tulisannya. ini bisa buat referensi tantangan minggu ini. aku belum bisa nulis gaya ini. makasih inspirasinya

    ReplyDelete

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...