Saturday, September 22, 2018

Kuki si Penyendiri






Kuki adalah kucing betina yang besar, sedikit gemuk, dan berparas cantik. Bulunya tebal panjang dengan kumis yang juga panjang rapi. Ada totol coklat muda di tubuhnya. Bahkan, di dekat leher ada bercak berbentuk hati. Semua orang yang melihat kuki pasti senang melihatnya.
Kuki tinggal di sebuah rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas halaman. Di halaman depan sering melintas kucing-kucing jalanan lain. Pemilik rumah sering memberi makan para kucing itu selain tentunya memberi makan Kuki juga di halaman depan.
Kuki suka makan biskuit ikan dan ikan segar. Terkadang ia makan ayam rebus.  Tapi ia tidak suka berbagi dengan kucing lain. Ia selalu makan sendirian. Jika kucing lain mendekat, ia selalu menjauh. Ketika ia makan dan ada kucing lain melihat apa yang ia makan, maka ia bermuka masam dan mengusir kucing itu.
Kuki juga tidak suka ngobrol dan berteman dengan kucing lain. Saat para kucing membicarakan tentang penghuni rumah baru yang suka memberi makan kucing jalanan, Kuki memilih pergi. Ia lebih suka bertengger di atas kandangnya. Atau tidur melingkar di kotak kayu di teras rumah.
Kucing-kucing lain tidak suka Kuki karena dia sangat penyendiri. Dia tidak ramah. Dia sering kasar menghalau kucing lain yang sekedar ingin menyapanya.
Suatu hari hujan turun sangat deras. Pemilik rumah sedang pergi ke luar kota. Kuki tidur pulas di atas kandangnya. Udara sangat dingin dan angin berhembus kencnag sehingga Kuki tidur meringkuk seperti bola bulu tepat di atas kandang.
Kuki tidak menyadari air hujan telah membanjiri halaman. Makin lama makin tinggi. Kucing-kucing jalanan lain sudah mencari tempat berlindung yang aman. Mereka saling memberi tahu jika banjir akan datang dan mencari tempat berlindung yang aman bersama-sama.
Para kucing jalanan sangat sibuk menyelamatkan diri dan membantu teman yang lain, tidak ada yang mengingat Kuki. Mereka tidak pernah menyukai Kuki, wajar jika Kuki terlupakan. Mereka tidak ingat jika ada Kuki di antara mereka.
Tiba-tiba Kuki terbangun ketika terasa ada yang membasahi bawah perutnya. Oh bulu perut Kuki sudah basah kena air banjir. Ia terbangun dari tidur nyenyaknya dan terkejut air banjir sudah setinggi itu. Kuki mengangkat empat kakinya tinggi-tinggi, bersiap untuk melompat mencari tempat berlindung yang lebih tinggi dari kandangnya. Tapi ternyata tidak ada lagi tempat yang lebih tinggi.  Ia mulai mengeong keras ketakutan. Ia berharap ada yang menyelamatkannya. Ia teringat kucing-kucing lain, apakah mereka sudah berhasil menyelamatkan diri pikirnya berulang kali.
Tak lama sebuah ember plastik hitam mengapung mendekatinya. Ternyata ada Minggo, pemimpin kelompok kucing jalanan di dalamnya.
“Ayo sini melompat ke dalam ember ini, cepat!” peintah Minggo pada Kuki.
Kuki segera melompat ke dalam ember dan kemudian mengikuti aba-aba dari minggu untuk menggoyang badan agar ember bergerak menuju keluar halaman rumah. Tepat di pagar rumah ada bagian tembok pagar yang lebih tinggi ada pula peneduhnya, sudah ada tujuh kucing di situ. Mereka menyemangati Kuki dan Minggo agar cepat sampai. 

Akhirnya Kuki berhasil naik ke tembok pagar setelah Minggo naik terlebih dahulu. Ia bersyukur bisa selamat, tetapi juga malu karena dulu selalu mengacuhkan teman-temannya yang ternyata sangat baik. Semua kucing ramah pada Kuki dan menenangkannya yang sempat ketakutan akibat banjir. Kuki berjanji dalam hati tidak lagi bersikap acuh dan sombong. 



#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 


No comments:

Post a Comment

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...