Sunday, September 30, 2018

Lawang Kota Tua, Festivalnya Kera Ngalam

Dokumentasi pribadi


Pada tanggal 27 – 29 September 2018, masyarakat Lawang punya gawe. Sebuah festival yang masuk dalam 100 Wonderful Event dari Provinsi Jawa Timur. Acara ini dikurasi langsung oleh Kementerian Pariwisata dan menjadikan acara yang pertama kali digelar di Lawang ini sebagai oase bagi pariwisata Lawang.


Lawang adalah sebuah kecamatan bagian dari Kabupaten Malang yang terkenal akan potensi wisatanya. JIka Sahabat berkendara ke kota Malang maka Sahabat pasti melewati Lawang. Kecamatan ini menjadi kota kecil yang sebenarnya kaya peninggalan sejarah. Karenanya, Lawang diangkat pamornya melalui acara ini, karena sesungguhnya banyak potensi wisata Lawang yang belum banyak dikenal baik oleh warga masyarakatnya, maupun wisatawan dari kota lain.

Ada banyak acara yang digelar di festival yang berlangsung selama tiga hari ini. Acara dimulai dari parade budaya (karnaval) yang diikuti oleh banyak instansi. Acara juga diisi dengan aneka kompetisi mulai dari lomba tari tradisional (Tari Bopeng) dan juga acara Grebeg Sabrang. Lomba musik dengan alat musik tradisional dari bambu, yang lebih dikenal dengan nama patrol digelar di hari kedua dan acara lain seperti lomba fashion show dan lomba kuliner makanan tradisional non beras juga diikuti banyak peserta.

Favorit saya adalah lomba foto bangunan tempo dulu. Foto menjadi bukti keindahan bangunan tempo dulu yang menyimpan banyak kenangan dan sejarah. Saya baru menyadari betapa banyaknya bangunan peninggalan Kolonial Belanda yang berjajar tetap megah walaupun beberapa bagian bangunan terbengkalai. Beberapa bangunan tetap terawat sampai sekarang, sebagian lagi yang tidak diabadikan oleh jepretan peserta lomba masih bisa dilihat di beberapa sudut kota.

Acara yang paling ditunggu oleh masyarakat adalah bazar kuliner tradisional dan modern. Semua pasti bersemangat jika mendengar kata kuliner. Tentu saja stand makanan tradisional diserbu banyak pengunjung. Stand penjual didekorasi sedemikian rupa menggambarkan ciri tradisional tempo dulu. Aneka jajanan yang sudah jarang dijumpai seperti jongkong, gethuk, blendung, dawet campur, ketan sarikaya, gulali, arbanat dan lain-lainnya membuat lidah dan memori dimanjakan kembali pada suasana tempo dulu.

Panggung hiburan yang didirikan di tengah-tengah penjual makanan juga diisi dengan acara seni dan nyanyi yang membuat hangat suasana Lawang. Seluruh warga masyarakat tumpah ruah mencoba jajanan tradisional yang disajikan sangat tradisional dan juga penasaran mencicipi makanan modern kekinian yang jarang ditemukan sehari-hari.
Beberapa pengunjung datang dari Singosari, Pasuruan, dan kota-kota lain. Acara ini telah berhasil mengangkat pariwisata Lawang walaupun belum semuanya terjelajahi dan dengan apik terwakilkan di festival ini. Semoga di tahun depan festival ini bisa diadakan kembali dengan aneka acara menarik lainnya. Yuk berkunjung ke Lawang.

#TantanganODOP3 #onedayonepost #odopbatch6 #nonfiksi

Les Inggris Gratis, Sharing Manfaat Selagi Hidup

Photo by Tirachard Kumtanom from Pexels


No act of kindness, no matter how small, is ever wasted. 


Tidak ada kebaikan, betapapun kecilnya, yang sia-sia. Sahabat, kutipan ini menjadi salah satu pengingat saya setiap hari. Semakin saya menua, semakin banyak pula saya tersadar apa makna kehadiran saya di dunia ini. Kutipan tadi menunjukkan bahwa manusia wajib berbuat baik pada semua, sesama manusia, binatang, dan alam lingkungan tempat tinggal.

Saya memikirkan tentang apa yang bisa saya berikan pada orang lain dan pilihan saya jatuh pada kelas bahasa Inggris gratis untuk pemula. Semenjak saya mengikuti beberapa kelas online via WhatsApp dan mengikuti beberapa komunitas yang menawarkan kelas-kelas gratis, maka saya ikut merasakan betapa bahagianya saya yang kemudian mendapatkan motivasi, teman, pelajaran, dan banyak pengalaman. Saya mengagumi kerja keras para admin di komunitas-komunitas kelas gratis ini yang benar-benar bisa mendedikasikan waktu dan tenaganya tanpa dibayar untuk mengatur agar anggota saling nyaman, dan kelas berjalan dengan baik.

Dari mereka jugalah saya tergerak untuk ikut mengajarkan bahasa Inggris pada mereka yang membutuhkan. Saya juga banyak belajar tentang bagaimana menghidupkan sebuah grup dan saling menyemangati sesama anggota. Jauh dari sempurna tapi saya harap niatan saya untuk membagi apa yang saya tahu bisa bermanfaat bagi semua anggota kelas gratis tersebut.

Pada teknologi yang maju dan mengaburkan batas antarwilayah ini saya juga sangat bersyukur bisa memanfaatkannya. Segalanya terasa mudah dan menyenangkan. Penemu internet, ponsel, dan computer, betapa besar jasa mereka pada peradaban sekarang ini. Mungkin dulu yang mereka lakukan hanya sekedar riset belaka, entah darimana ide yang didapat, pengembangan teknologi dan aneka penelitian yang dilakukan telah membuat hidup saya, dan Sahabat semua jauh lebih mudah. Industri juga berperan penting dalam pertumbuhan teknologi.

Dengan apa yang sudah diciptakan para penemu berjasa ini, saya mampu berhubungan dengan teman-teman yang ingin belajar bahasa Inggris dari Papua sampai Cirebon. Para mahasiswa dari Riau sampai anak SD di Mojokerto juga bisa menggunakan sarana teknologi untuk belajar bersama. Tak mereka sadari keikutsertaan mereka untuk aktif di dalam grup kelas belajar bahasa Inggris gratis juga membuat saya bahagia. Sungguh, hal kecil yang mereka lakukan berdampak besar bagi saya.

Apakah Sahabat juga tertarik untuk berbagi kebahagiaan dan keceriaan sambil belajar bahasa Inggris bersama? Jika Sahabat masih pemula dalam bahasa Inggris, ayo ikuti WAG Les Inggris Gratis dengan klik link ini. Sahabat bia beajar tentang speaking, reading, dan listening bersama. Sahabat juga bisa saling menyemangati sehingga semua anggota grup bisa terpacu untuk belajar dengan tekun. 

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

Jangan Takut Ketularan yang Satu Ini

sumber: https://bit.ly/2jAoj6s

Kindness is contagious. Kebaikan itu menular, maka banyaklah berbuat kebaikan, tunggu keajaibannya, niscaya akan ada yang melakukan hal baik sama dengan yang Sahabat lakukan (Bahkan mungkin lebih banyak yang akan dilakukan). Saya sudah membuktikan itu berulang kali. Saya “korban” dan juga “pelaku”nya. 

Alkisah di masa lalu ketika tinggal dengan kakak perempuan saya, saya sering diajak untuk melakukan kegiatan street feeding, memberi makan kucing jalanan. Awalnya saya biasa saja walaupun punya simpati pada kucing liar. Lama kelamaan, saya jadi punya empati, menabung untuk membeli pakan kucing, dan ikut steril kucing liar untuk mengurangi populasi dan menjaga kucing tetap sehat. Hal ini tidak terjadi serta-merta, butuh waktu. Makin lama melihat mata kucing pun jadi nelangsa, ingin menyelamatkan semua kucing liar di dunia ini.


Ketika saya menikah, ibu mertua melarang saya berdekatan dengan kucing. Pengetahuan  yang kurang tentang penyakit yang disebarkan kucing membuat saya berhati-hati. Tapi saya memberikan pemahaman pada suami yang entah bagaimana menjadi lebih berempati pada para kucing. Awalnya dia mengeluh ketika saya membeli makanan kucing dan memberi makan kucing liar di depan rumah. Kucing-kucing ini akhirnya jadi pelanggan saya sampai sekarang.

Lambat laun suami tidka mengeluh lagi, karena saya tidak menggunakan uang belanja untuk membeli makanan kucing. Pun jika saya pakai tampaknya ia tak terganggu. Sekarang suami memberi makan para kucing dengan kesadaran sendiri. Terkadang melongok keluar jendela melihat tingkah-polah si kucing, dan sering juga menggoda kucing-kucing itu. Apa yang menyebabkan suami jadi sayang dengan para kucing? Entahlah, tapi saya yakin kebaikan itu menular. 

Saya yakin apapun hal baik yang diperbuat di bumi ini, pasti akan mendapat balasannya. Mungkin suami mendapat banyak kemudahan hidup, dan ia merasakan betul bahwa memberi makan kucing liar tak akan membuat saya dan suami miskin. Atau bisa juga ia merasa bahwa kehamilan saya yang cepat adalah anugerah dan rezeki balasan dari perbuatan-perbuatan baik entah yang kami lakukan, atau yang dilakukan oleh orang-orang tua kami dulu.



#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

Boye dan Genre


sumber: https://bit.ly/2xPUiII


Minggu lalu di komunitas membaca online dibahas tentang genre. Istilah yang umum dipakai tapi ramai jadi bahan diskusi. Genre yang belum ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia ini jika dirujuk dari bahasa Inggris berarti sebuah upaya untuk mengelompokkan karya-karya seni ke dalam kategori-kategori yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Genre pada dasarnya ada pada setiap karya seni, mulai dari musik, lukis, tari, teater, dan seterusnya hingga ke ranah literasi.


Pemahaman yang saya dapat dari kelas malam itu adalah tidak ada aturan baku mengenai genre. Tidak ada genre paten dan pakem untuk segala hal dan segala zaman, termasuk dalam dunia literasi. Genre lain bisa berkembang dari satu genre  yang sudah ada sebelumnya. Dari diskusi yang saya ikuti, pemateri menyatakan bahwa pada dasarnya manusia suka mengelompokkan, suma memberi nama. Karena zaman berubah, dinamis, maka banyak sekali perubahan genre. 


Saya teringat materi ini ketika mendengarkan Alex Boye, musisi YouTube yang memberikan rasa Afrika pada lagu-lagu pop. Ia membuat versi cover dari lagu-lagu tren macam Grenade dari Bruno Mars, As Long As You Love Me dari Backstreet Boys, A Million Dreams dari Zendaya. Dan banyak lagu lainnya. Bagi saya ia telah menciptakan genre baru yang bisa disebut Boyeisme, karena dalam semua lagu yang dinyanyikannya ada rasa Afrika yang kental di sana.  



Alex Boye juga seorang tokoh yang inspiratif bagi saya. Ia mampu memberi keunikan pada setiap lagu yang dinyanyikan dan ia bangga pada akar budayanya. Terbukti banyak lagu pop ketika diubah ke dalam aransemen yang lebih Afrika, makin baik kualitasnya. Keunikan yang tidak dilakukan penyanyi Afrika lainnya. 

Boye mengikuti sebuah acara bakat di televisi yang kemudian mengangkat namanya. Pujian tentang kemampuan bernyanyi Boye yang apik dan keunikan yang dimiliki menjadikan Boye istimewa Boye menjadi inspirasi bagi saya untuk kembali melihat ke diri sendiri bahwa ada keunikan dan keistimewaan yang Tuhan berikan pada saya. Tidak perlu menjadi orang lain, mengikuti genre yang dibuat orang lain. Menjadi berbeda, jadi diri sendiri, dengan “rasa” yang khas otentik milik saya adalah yang terpenting. Boye telah membuktikan tidak ada yang salah dengan kulit hitam dan logat Afrika, semua bisa indah. Karena keunikan yang dimiliki adalah anugerah. Setidaknya ini hal penting yang diajarkan Boye pada saya.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

Thursday, September 27, 2018

Pars Pro Toto – Festival Lawang Kota Tua 2018



Sebagai warga baru Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, saya termasuk yang antusias dengan festival yang baru pertama kali digelar di kecamatan ini. Namanya Festival Lawang Kota Tua. (Kota) Kecamatan ini memang sudah tua, banyak bangunan bersejarah yang indah. Seperti biasa, banyak yang tidak terawat, termasuk gedung besar yang kabarnya dulu rumah kaum komunis yang makin tak sedap dipandang karena ditutup bangunan dan lapak semi-permanen pedagang Pasar Lawang bercampur dengan gundukan sampah ebrbau di tempat pembuangan akhir. Entah apakah TPA ini memang letaknya di situ atau karena sampah tak punya lokasi pembuangan maka dibuang di situ. Ini hanya intermezzo dari acara festival yang sesungguhnya, Sahabatku. Mohon sabar untuk terus membaca paragraf-paragraf selanjutnya.

Cerita festival ini sebenarnya dimulai dari pengumuman di media sosial yang gencar mengabarkan tentang festival yang akan dikunjungi oleh Menteri Pariwisata Indonesia ini. Festival diselenggarakan mulai tanggal 27 – 29 September 2019, meliputi aneka karnaval, lomba, pameran produk unggulan, pameran foto dan aneka kegiatan yang tujuannya mempromosikan Lawang sebagai salah satu destinasi wisata Jawa Timur. Titik acara tersebar di beberapa wilayah dan walaupun info pengumuman tidak banyak, bahkan minim untuk ukuran salah satu festival yang masuk 100 Festival Unggulan Indonesia, hari ini saya membuktikan bahwa pikiran saya salah. Warga antusias mengikuti acara pembukaan festival ini.

Hari ini dijadwalkan jam 10:00 dilaksanakan karnaval yang diikuti 16 instansi (menurut pembawa acara) dan entah berapa total jumlah peserta. Media sosial lokal banjir animo. Saya mengetahui tentang acara ini hanya sehari sebelumnya juga dari grup medsos yang jarang saya pantau. Warga ternyata tumpah ruah membanjiri jalan-jalan yang akan dilewati rombongan pawai. Banyak hal yang mengherankan saya dan memang akhirnya sungguh-sungguh penuh kejutan.

Pertama, pilihan hari karnaval. Biasanya karnaval dilaksanakan di akhir minggu. Tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar dan aktivitas harian lainnya. Pesertanya datang dari instansi dan sekolah, maka tentu saja para peserta bolos hari itu. Adapun yang tetap sekolah maka dipulangkan lebih awal. Lokasi acara juga menutup akses  beberapa sekolah dan acara penutupan karnaval berlangsung tak jauh dari rumah sakit umum daerah yang harusnya tenang. Pastinya acara karnaval digelar di hari pertama untuk membuka festival, maka…sudahlah abaikan argument saya di bagian ini.

Kedua, tidak ada pengamanan khusus dan pengaturan arus lalu lintas. Berdasarkan pengalaman saya sebagai penonton aneka karnaval, ada sterilisasi jalan-jalan yang akan dilalui peserta karnaval. Tentunya ini untuk keamanan peserta dan juga kenyamanan penonton. Saya mencari polisi tapi tak nampak seorangpun. Lalu lintas dan keamanan diatur oleh petugas berseragam hitam, bukan hansip, saya tak tahu apa nama kesatuannya. Lalu lintas dua arah dibuka satu lajur saja dan di beberapa jalan tetap dibuka seperti biasa dengan kerumunan penonton di kiri-kanan. Tentunya kurang nyaman dan berbahaya bagi penonton.

Ketiga, rute karnaval simpang siur. Dari yang saya baca di poster kenyataannya tak sama dengan yang di lapangan. Ini berkaitan dengan masalah besar lainnya yang saya bahas selanjutnya.
Masalah terbesar adalah manajemen waktu dan manajemen acara yang tidak baik dari panitia penyelenggara. Sesuai info di poster yang tersebar di medsos, acara dimulai jam 10.00 tetapi sampai saya pulang jam 13.00 acara belum dimulai. Molornya acara disebut karena menunggu kedatangan Bupati Malang yang kemudian berdasarkan info dari medsos, tidak membuka acara karnaval.

Konvoi peserta pertama berangkat sekitar jam 14.15 yang diberangkatkan oleh camat. Artinya peserta rata-rata menunggu sekitar 5 jam lebih karena kebanyakan datang jam 09:00. Wow, 5 jam yang sangat melelahkan bukan? DI tengah hangat matahari pagi sampai matahari menjadi sangat terik di jam 12:00 sampai jam 14:00, berkostum lengkap, dan lelah karena menunggu sang pembesar yang ternyata juga digantikan pejabat lain.

Saya yakin keadaannya pasti dilematis. Bagi peserta mereka lelah lahir batin, ingin pulang dan rehat di rumah tapi tekad dari awal sudah bulat untuk berkarnaval. Dengan situasi serba tak mengenakkan ini sangat merugikan peserta karnaval. Bagi penonton bisa langsung pulang ke rumah seperti saya yang lelah menunggu selama 3 jam tanpa kepastian dan tanpa info apa-apa dari pembawa acara. Peserta apalagi.

Dari yang saya baca di komentar para penonton karnaval, acara berlangsung kacau-balau. Banyak peserta yang pulang, yang tertinggal pun sudah lelah dan bersungut-sungut diombang-ambing ketidakpastian acara. Panitia tetap memaksakan menunggu Bupati dan pada akhirnya tetap dibuka camat, yang harusnya sudah siap sedari awal acara. Pun jika beliau  berhalangan tentu tak sulit untuk mencari pejabat lain yang bisa memberangkatkan peserta karnaval, jauh lebih mudah daripada Pak Bupati yang berangkat dari Malang Kota, kantor beliau dan mungkin juga ada banyak acara yang beliau wajib hadiri. Harusnya jadwal yang ada dipatuhi sehingga tidak merugikan banyak orang.

Parahnya, peserta kemudian berpawai tak sesuai rute. Banyak yang potong kompas karena terlalu lelah. Penonton yag sudah menunggu di titik yang harusnya dilewati kecewa dan kebingungan. Sya yang memantau kegiatan lewat media sosial di rumah jadi terheran-heran dan kecewa juga. Tiga jam bukan waktu yang sedikit bagi saya hanya untuk menunggu pawai yang harusnya menyenangkan. Peserta pasti lebih kecewa lagi.

Persiapan peserta mulai dari perlengkapan pawai, kostum, make-up, dan tentu yang paling berharga adalah waktu dan tenaga melebihi segalanya. Kebahagiaan dan semangat ikut meramaikan acara kecamatan tercinta jadi ternoda oleh pelaksanaan acara yang kurang termanajemen dan kurang terkoordinasi.

Entah bagaimana acara lain dari festival ini. Dari kejadian pagi ini saya kemudian punya persepsi bahwa acara lainnya pasti tidak menyenangkan juga. Ini karena sebagian kecil hal membuat keseluruhan tampak buruk. Hal kecil jadi mewakili hal yang lebih besar lagi, walaupun belum tentu benarnya. Pars pro toto!

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 


Wednesday, September 26, 2018

Kapan Nikah? Sahabat Perlu Waspadai Pertanyaan Ini


sumber: https://bit.ly/2Obsatc

Saat ini jomblo? Usia sudah tiga puluh tahunan? Jika ya, berapa kali Sahabat dapat pertanyaan “Kapan Nikah?” Sering? Waspadai jika Sahabat baper berat dengan pertanyaan ini, karena ada beberapa hal yang menyebabkan Sahabat tidak bahagia. Ayo cek hal-hal yang perlu Sahabat waspadai dari pertanyaan “Kapan Nikah?”. La Vita è bella, life is beautiful, jangan membuat susah hidup yang sudah penuh masalah ini.
Kurang Sabar
Sering dengar orang bilang,”Jodoh itu di tangan Tuhan. Sabar dan terus berdoa.” Atau, “Ya…memang belum jodohnya.” Ketika usia masih dua puluhan sebagai perempuan mendengar hal ini masih bisa dijawab dengan senyuman, jokes, atau kata-kata remeh-temeh. Nah, jika usia sudah tiga puluhan tahun dan bahkan mencapai hampir empat puluh tahun maka apa reaksi Sahabat? Masih tetap senyum tulus? Atau senyum yang dipaksakan sambil membatin, “Iya iya…tahu belum jodohnya. Harus sabar. Cerita lama nih diulang-ulang.” Seperti itukah pikiran yang ada?

Pernyataan tersebut muncul setelah pertanyaan “Kapan Nikah?” Sebenarnya yang tidak sabaran dengan urusan kita menikah itu Sahabat sendiri atau orang lain sih? Terdengar seperti mereka yang lebih ingin menikah ya daripada Sahabat? Padahal, pasti keinginan Sahabat untuk menikah itu jauh lebih kuat lagi. Nah, bagaimana cara membuat moodmu tetap enak dan pikiran tetap fokus di jalannya, tidak gundah gulana setelah pertanyaan dan pernyataan tentang menikah tadi? Mudah, yakin saja bahwa cinta pasti datang.

Sabar dan sabar terus jika orang bertanya, kapan nikah? Tunjukkan tingkat kesabaranmu melebihi mereka. Merekalah yang kurang sabaran menanti Sahabat yang masih asyik menjomlo, begitu bukan?
  
Kurang  apresiasi

Pertanyaan kapan nikah yang menusuk itu sering kali membuat perempuan mengasihani diri sendiri. Merasa kurang cantik, kurang kaya, kurang menarik, kurang gaya. Oh tidak, you are beautiful.

Ketidaksempurnaan seseorang itulah yang membuatnya menarik. Pernah ke toko baju? Ada banyak model baju di sana, pun model yang sama dibuat dalam warna yang berbeda. Sama seperti Sahabat yang berbeda dengan perempuan-perempuan lain di dunia.  Baju juga dibuat beraneka ragam menyesuaikan keinginan pembeli. Dari banyak pajangan baju pasti ada yang sesuai, walaupun harus pindah toko. Nah ibarat baju, Sahabat juga sama. Sahabat punya pilihan menentukan mana lelaki yang tepat buatmu dan sebaliknya, laki-laki juga memilih perempuan mana yang sesuai buat dia. Sering kurang pas, maka perlu dicari yang pas dengan hati-hati.
Stop bandingkan dirimu dengan perempuan lain. Sahabat cantik dan punya kelebihan lengkap dengan kekurangan yang akan membuat Sahabat sempurna. Mana ada sih manusia hanya punya kelebihan tanpa kekurangan? Kesempurnaan itu terwujud karena ketidaksempurnaan pad adiri Sahabat. That’s it! Ayo hargai diri sendiri, Sahabat adalah orang yang istimewa.

Kurang Sadar
Setelah punya kesabaran berlipat Sahabat juga perlu kesadaran bahwa setiap orang ditakdirkan untuk hidup berpasangan. Percayalah itu. Hanya soal waktu yang membuat masing-masing orang jadi semangat atau tak bersemangat menyambut si dia yang ada entah di mana. Kalau Sahabat percaya jodoh pasti ada di suatu tempat, ya jangan sedih bermuram durja dong.

Sadarlah bahwa dunia ini luas. Jumlah lelaki di dunia ini lebih dari 3 milyar penduduk, baik itu yang menikah atau yang belum. Jadi, Sahabat masih bisa mendapatkan salah satu di antaranya. Kesempatan untuk bertemu orang-orang baru juga terhampar luas. Upgrade hubungan dengan teman-teman, pakai koneksi Sahabat agar dikenal lebih banyak orang, gunakan media sosial sebijak mungkin untuk bertemu teman baru. Percayalah bahwa the right man at the right time and place itu nyata. Pasti ada laki-laki yang tulus mencintai Sahabat. Sadari bahwa perjalanan mencari cinta ini memang tidak mudah, tapi juga tidak mustahil.

Sadari juga bahwa alam ikut berbicara. Ia bukan makhluk mati. Apa yang Sahabat yakini itu yang akan terjadi, alam pun membantu. Jadi buang pemikiran negatif untuk memancing energi positif  tetap ada bersama Sahabat. Semakin Sahabat positif menyongsong cinta, semakin kuat alam bekerja untuk Sahabat.

Kurang Ilmu

Tenang saja, ilmu yang dimaksud bukan ilmu hitung nan rumit. Bagaimanapun ilmu ini tidak bisa dihitung di atas kertas. Ilmu apakah itu? Jwabannya, ilmu mencari cinta.

Coba Sahabat datangi teman-teman yang telah menikah di usia mereka yang sudah tiga puluh tahunan lebih. Dengarkan kisah mereka dan bagaimana mereka berhasil membesarkan hati dan menjaga semangat mereka sehingga kemudian mereka berhasil menjawab pertanyaan “Kapan Nikah” dengan undangan pernikahannya.

Teman-teman ini bisa memberikan ilmu bagaimana mendapatkan cinta, jatuh cinta, dan menjalin hubungan sampai ke jenjang pernikahan. Mereka pasti bisa memberikan nasihat yang objektif sesuai situasimu. Mendengar cerita mereka akan menambah ilmu baru untuk mendapatkan cinta sejati Sahabat. Ayo belajar lebih banyak dari mereka.

Saya sendiri menemukan cinta sejati setelah ulang tahun ke-35 saya. Saya menikah ketika teman-teman seusia saya sudah berumah tangga lima sampai dua belas tahun. Saya pernah berada di titik masa bodoh karena desperate. Untungnya, datang waktu ketika saya menyadari betapa banyak kekurangan saya yang jika dikumpulkan jadi empat hal wajib untuk diwaspadai. Kurang sabar, kurang apresiasi, kurang sadar, dan kurang ilmu.

Setelah saya mengatasi kekurangan itu, cinta datang tak dinyana.  Sampai sekarang saya masih amazed dengan bagaimana Tuhan bisa mengirimkan laki-laki istimewa ini untuk saya, dan saya masih mengagumi hal-hal menakjubkan darinya. Saya yakin Sahabat juga pasti menemukan pelabuhan cinta terakhir Sahabat. Ingat dan selalu waspada pada pertanyaan “Kapan Nikah?” ya?



#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 


Kejutan Hari Itu

sumber: https://bit.ly/2IhpXH0


Denis melangkah malas keluar kamarnya. Cuaca sudah tidak bersahabat dari semalam. Hujan turun sesuka hati kadang deras kadang hanya rintik yang datang, tapi mereka semua kompak muncul lepas senja kemarin. Tidak dibiarkan tanah dan jalanan kering barang sejengkal pun. Denis menyibak tirai kamar kosnya, mendung masih menggantung enggan pergi. Ia putuskan tetap bekerja, kehidupan sudah susah hanya dengan berdiam diri di kamar kos. Semburat angka hutang piutang di angannya juga tidak serta merta menghilang jika ia tidur lagi di kamar.

Denis bersalin baju, pergi keluar rumah setelah memastikan gawai di saku, dompet ber-SIM dan STNK lengkap tapi tipis tanpa himpitan uang kertas. Ia berjalan malas menuju garasi rumah kosnya. Mobilnya lusuh, selusuh semangatnya pagi itu. Semalam ia akan memandikan kendaraan penuh jasa itu tapi hujan terlanjur datang. Ia buka pintu mobil dan duduk di jok sopir membau wangi parfumnya bercampur wewangian mobil yang hampir tak berbau lagi. Ia lupa belum mengisi ulang wadahnya.

Dinyalakan aplikasi taxi online, jarinya cekatan menggeser layar. Ia sudah aktif, saatnya mencari penumpang di jam sepi. Jam 11.00 pagi menjelang siang, waktunya orang sibuk di kantor siapa yang butuh taxi online. Ia melaju dengan kecepatan sedang dalam mobilnya.

Tak lama ada pesanan masuk di gawainya, dilihatnya seksama sambil tetap konsentrasi pada aspal jalanan. FX Sudirman, hanya 300 an meter lagi dari tempatnya sekarang. Ia membaca nama pemesan, Mirna. Denis menghubungi Mirna, memastikan bahwa penumpang ini ada bukan main-main sok usil. Kurang dari lima menit terlihat wanita 24 tahunan melambai lemah dari pinggir jalan. Wanita itu mendekat dan membuka pintu belakang.

“Siang Mbak Mirna, tujuan ke Jalan Hang Lekir ya Mbak?”Tanya Denis.

“Iya mas.”jawab Mirna singkat dan sibuk menggerakkan jari pada gawainya. Tak lama berselang ia menelepon sesorang sehingga pembicaraannya jelas terdengar Denis. “Gila ga sih Wi? Tahu gitu gue bawain aja bokap sama anak buahnya, biar dihajar sekalian. Kurang ajar tu orang. Bego banget gue ga bisa liat gelagatnya dari awal. Halo? Halo? Wi? Dewi?”Mirna seidkit berteriak. Rupanya sinyal telepon si penerima timbul tenggelam. Mirna mendengus kesal dan meracau pelan.

“Baru dari meeting kah Mbak?”Tanya Denis membuka pembicaraan.

“Nggak mas. Baru diputusin cowo saya.”dia menjawab kesal.

“Maaf mbak.”jawab Denis singkat.

“Nggak apa mas. Emang cowo kurang ajar kok. Saya ditipu.”ulasnya

“Ditipu uang mbak?”

“Semuanya. Uang, waktu, tenaga, pikiran. Mas tau ngga yang paling sebel dia ngaku kalo dia suka cowok. Penyuka sesama jenis. Gila kan mas? Udah pacaran lima tahun baru ngaku. Gila mas. Gila! Mirna emosional sambil berlinang air mata. Denis memerah.

“Cowoknya orang mana Mbak?”

“Sono, deket X sono rumahnya.” Mirna menyebut nama kampus terkenal di Jakarta Pusat. Denis mulai tertarik dan bertanya lebih lanjut.

“Kuliah di sana mbak?”tanyanya penuh selidik.

“Nggak. Tinggalnya aja. Kerja di hotel deket Senayan sono. Gila bener nih orang mas.”Mirna tetap emosional. Denis makin penasaran. Ia memberikan pertanyaan pancingan.

“Teman saya juga kerja di hotel deket Senayan mbak. DI hotel apa cowonya? Kali saya kenal.”lanjut Denis.

“Ah ngapain mas dibahas. Iwan namanya. Bilangnya kaya, anak pedagang kain Tanah Abang, tapi sukanya nipu orang. Udah ketipu duit, ketipu perasaan saya.” Mirna menjawab penuh kemarahan.

Denis diam tercekat. Iwan adalah kekasihnya. Ia mengaku juragan kain di Tanah Abang, tinggal di dekat kampus swasta di Jakarta Pusat . Hari Minggu kemarin ia meminjam uang pada Denis, untuk keperluan dagang. Karena cinta Denis memberikan lebih dari separo tabungannya. Sampai hari ini Iwan belum menghubunginya lagi. Diambilnya gawai dari dashboard mobil, ia takut jika layarnya menyala akan nampak foto mesra dirinya dan Iwan di latar layar gawainya.


 


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 



Sunday, September 23, 2018

Pintaku PadaMu

sumber: https://bit.ly/2QRmMKb



Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, dan Maha Mendengar.
Aku memohon padaMu,
Agar Kau selalu memberkahi bumi yang tegar,
Yang membutuhkan perlindunganMu,
yang penuh peluh manusia acuh,
yang gaduh bersibunuh dalam angkuh.

Aku memohon agar ada padaMu Yang Pemurah,
Limpahan bebijian, kudapan dan ulam,
Untuk mereka, makhlukMu yang berbaur dengan alam,
Aku memohon, Ya Allah yang tak terbantah,
Segala kemurahan dan kuasaMu atas bumi dan isinya,
Kesejahteraan bagi makhlukMu yang teraniaya,
yang was-was amblas tempat bertenggernya,
yang mawas dipopor pemburu kepala batu,
yang awas berlari menjauh ke rimbun bambu,
yang takut beringsut mengais remah di jalan,
yang berdekut takut dalam kuasa manusia,
yang terakut diangkut nelayan digdaya, 

Lindungi mereka makhlukMu yang lemah yang kalah
yang merebah lemah menyusut jumlah,
yang bersembunyi dalam ceruk celah,
yang menghindari manusia serakah

Kau Maha Tahu, Ya Allah
Manusia memberikan hewan tak lebih dari lelah,
Polahnya merusak bumi dan hewan yang sudah mengalah,
Azablah manusia penyiksa yang pongah,
Mereka pikir selamat akhirat hanya lewat ibadah,
Lalai kepalang menyayangi setiap makhluk berjantung yang basah ada sedekah,

Allah, Tuhan segala makhluk di bumi
Hukum mereka yang dzalim pada hewan
Yang tak berkasih pada apa yang ada di sini
Jangan berikan ampunMu di akhirat penawan.


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

Semanggi Suroboyo, Ikon Kuliner Yang Terlupakan



Semanggi Ssuroboyo, lontong balap Wonokromo
di makan enak sekali, sayur semanggi krupuk puli
bung… mari....
harganya sangat murah, sayur semanggi suroboyo
didukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung
bung.. beli…
sedap benar bumbunya dan enak rasanya
kangkung turi cukulan dicampurnya
dan tak lupa tempenya
mari bung, coba beli, sepincuk hanya setali
tentu memuaskan hati
mari beli, sayur semanggi, bung… beli…


Ini adalah lirik lagu Semanggi Suroboyo, lagu keroncong yang tenar di tahun lima puluhan. Lirik lagu ini sederhana, sesederhana panganan asli Surabaya. Adalah kampung di wilayah Sambikerep Surabaya yang dihuni oleh penjaja semanggi Suroboyo, dikenal juga sebagai pecel semanggi karena wujudnya mirip pecel sayuran pada umumnya.
Semanggi adalah tanaman paku air yang banyak ditemukan di sawah. Tanaman ini menjadi gulma padi dan tanaman pangan lain sehingga kemudian banyak diambil dan diolah jadi makanan. Kini, daun semanggi dibudidayakan, dikembangbiakkan untuk menyuplai penjaja makanan ini.

Daun semanggi segar yang disiangi dari sawah dicuci bersih dan kemudian direbus. Setelah ditiriskan bumbu pecel disiapkan. Berbeda dari pecel yang menggunakan kacang, gula merah, dan bumbu lain pecel semanggi menggunakan ubi kuning dengan sedikit kacang dan ditambah petis untuk memperkuat rasa. Ubi direbus dan kemudian dihaluskan bersama bumbu-bumbu lain. Tanpa daun jeruk, kencur, dan bumbu-bumbu lain, saus pecel ini tetap nikmat. Rasa legit didapat dari manisnya ubi. Petis bertugas sebagai penyedap rasa.  Campuran yang pas dimasak sampai menjadi bumbu yang kalis. Dengan dicampur air maka bumbu pecel ini siap menemani sayur semanggi.

Pada syair lagu Semanggi Suroboyo, kangkung, bunga turi, dan cukulan menemani semanggi. Kangkung tidak banyak dipakai para penjual karena harganya cukup mahal dibanding daun ubi. Maka daun ubi menggantikan kangkung. Bunga turi juga tidak lagi mudah ditemukan, pohonnya makin langka. Jadilah daun ubi bercampur kangkung dan semanggi diguyur bumbu pecel semanggi.

Semanggi dijual oleh penjual yang menyunggi dagangannya sambil membawa seplastik besar kerupuk puli, kerupuk khas semanggi yang jumbo ukurannya. Penjual yang modern memakai sepeda motor untuk menjajakan dagangannya. Tak banyak penjual semanggi Suroboyo sekarang. Selain karena bahan baku daun semanggi yang susah didapat, karena sawah pun berkurang, masyarakat lebih menyukai makanan modern yang kekinian. Orang Surabaya asli pun banyak yang tidak tahu apa itu Semanggi Suroboyo alias pecel semanggi. Kuliner khas ini perlu dilestarikan dan dijadikan ikon wisata kuliner Surabaya selain rujak cingur yang tiap tahun sudah dibuatkan festivalnya.


#TantanganODOP2 #onedayonepost #odopbatch6 #fiksi/#nonfiksi

Impian, Visi Hidup yang Wajib Dihidupkan

sumber: https://bit.ly/2HQEpJi



Apa impian Sahabat saat kecil? Sudahkah terwujud saat ini? Senang pasti hati ini menyadari betapa satu, dua, atau mungkin banyak impian bisa terwujud. Bagaimana dengan saat ini, ketika Sahabat sudah dewasa, adakah impian yang belum tercapai? Saya harap Sahabat termasuk di dalam golongan pemimpi.

Apakah bermimpi itu konyol? Tidak! Dosen saya dulu pernah berkata, bangsa Indonesia kalah dibanding bangsa lain karena kita takut bermimpi. Bermimpi iyang gratis saja takut dan malas, bagaimana bisa maju. Begitu ujar dosen saya saat itu. Saya pun berusaha bermimpi, dan memang nyata, bermimpi saja saya malas. Banyak kata hati yang mengatakan, “Ah nanti pasti tidak bisa. Ah ini, ah itu.”

Saya pernah bermimpi bisa banyak bertemu dengan orang asing, Ini karena ketika SMP dan SMA saya sedang semangat belajar bahasa Inggris. Sebenarnya saya tidak bersungguh-sungguh menggapai mimpi itu, ini yang saya rasakan tetapi saya mungkin salah besar. Tanpa saya sadari saat itu saya rajin chat, menyisihkan uang saku untuk berangkat ke warnet yang sewanya per jam 6000 rupiah. Saya suka chatting dan mempraktikkan bahasa Inggris dengan orang-orang di dunia maya. Saat itu saya mendapat beberapa teman baru dan bisa berkirim surat dengan diselipi koin atau bunga kering. Saya senang sekali karena bisa menggunakan bahasa Inggris secara nyata.

Ketika saya dewasa, saya bekerja di kursus bahasa Inggris dan entah bagaimana saya bisa menjalin pertemanan dengan banyak orang asing mulai dari benua Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika. Saya juga menjadi humas di tempat kerja saya, sehingga tidak hanya hubungan pertemana tetapi juga hubungan profesional dengan banyak orang asing. Siapa yang menyangka bahwa apa yang saya impikan bisa terwujud bertahun-tahun sesudahnya. Ini sebenarnya berproses. Ada banyak kegiatan yang saya ikuti sehingga kemudian saya punya keberanian dan kemampuan berkomunikasi dengan orang asing. Ini hanyalah satu dari banyak impian saya.

Satu hal yang saya pelajari, Andrea Hirata dalam bukunya Laskar Pelangi menulis, “Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu” Mimpi punya kekuatannya sendiri. Tekad yang kuat akan mewujudkan mimpi tersebut yang akan menjadikannya nyata. Mimpi juga menjadi sebuah tujuan yang mendorong manusia untuk terus berusaha berjalan sesuai arah hidup, menuju tujuan akhir. Mimpi adalah visi yang bisa melecut saya untuk terus maju, dan selayaknya Sahabat juga punya mimpi yang menjadi visi hidup Sahabat.

Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana menciptakan mimpi dan jika sudah punya impian, bagaimana cara untuk menjaganya tetap ada? Bagaimana cara mewujudkan mimpi-mimpi itu? Bagaimana menurut Sahabat semua? Apa impian Sahabat dan bagaimana Sahabat berjuang mewujudkannya?


#TantanganODOP2 #onedayonepost #odopbatch6 #fiksi/#nonfiksi

Saturday, September 22, 2018

Identitas

sumber: https://bit.ly/2PWSIvb



Aku siapa?
Ada rupa tapi kosong hati,
Merasa hampa tapi  menjauhi Gusti.

Aku siapa?
Pongah dalam gerak laku, lengah dalam doa
Bahagia aku mengaku,  nyatanya bersusah duka
Cibir sana cibir sini, pikir nanti yang penting aksi
Bibir berkata ini, ukir dusta agar terpatri

Aku siapa?
Bersolek alim berkata santun
Bertabiat suci menawan khalayak
Molek dzalim berdusta runtun
Jahat, pencaci, berkawan bangsat tempayak

Aku siapa?
Pengeluh dalam peluh tertawan di kulit tubuhku
Acuh dalam keluh kawan pelawan sakit di sekitarku
Peminta berkah Ilahi yang lalai dalam pangestu
Pecinta keindahan bumi yang abai menjaga situ

Aku siapa?
Tanya hatiku, tanya siapa
Kalau bukan aku?



#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

Kuki si Penyendiri






Kuki adalah kucing betina yang besar, sedikit gemuk, dan berparas cantik. Bulunya tebal panjang dengan kumis yang juga panjang rapi. Ada totol coklat muda di tubuhnya. Bahkan, di dekat leher ada bercak berbentuk hati. Semua orang yang melihat kuki pasti senang melihatnya.
Kuki tinggal di sebuah rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas halaman. Di halaman depan sering melintas kucing-kucing jalanan lain. Pemilik rumah sering memberi makan para kucing itu selain tentunya memberi makan Kuki juga di halaman depan.
Kuki suka makan biskuit ikan dan ikan segar. Terkadang ia makan ayam rebus.  Tapi ia tidak suka berbagi dengan kucing lain. Ia selalu makan sendirian. Jika kucing lain mendekat, ia selalu menjauh. Ketika ia makan dan ada kucing lain melihat apa yang ia makan, maka ia bermuka masam dan mengusir kucing itu.
Kuki juga tidak suka ngobrol dan berteman dengan kucing lain. Saat para kucing membicarakan tentang penghuni rumah baru yang suka memberi makan kucing jalanan, Kuki memilih pergi. Ia lebih suka bertengger di atas kandangnya. Atau tidur melingkar di kotak kayu di teras rumah.
Kucing-kucing lain tidak suka Kuki karena dia sangat penyendiri. Dia tidak ramah. Dia sering kasar menghalau kucing lain yang sekedar ingin menyapanya.
Suatu hari hujan turun sangat deras. Pemilik rumah sedang pergi ke luar kota. Kuki tidur pulas di atas kandangnya. Udara sangat dingin dan angin berhembus kencnag sehingga Kuki tidur meringkuk seperti bola bulu tepat di atas kandang.
Kuki tidak menyadari air hujan telah membanjiri halaman. Makin lama makin tinggi. Kucing-kucing jalanan lain sudah mencari tempat berlindung yang aman. Mereka saling memberi tahu jika banjir akan datang dan mencari tempat berlindung yang aman bersama-sama.
Para kucing jalanan sangat sibuk menyelamatkan diri dan membantu teman yang lain, tidak ada yang mengingat Kuki. Mereka tidak pernah menyukai Kuki, wajar jika Kuki terlupakan. Mereka tidak ingat jika ada Kuki di antara mereka.
Tiba-tiba Kuki terbangun ketika terasa ada yang membasahi bawah perutnya. Oh bulu perut Kuki sudah basah kena air banjir. Ia terbangun dari tidur nyenyaknya dan terkejut air banjir sudah setinggi itu. Kuki mengangkat empat kakinya tinggi-tinggi, bersiap untuk melompat mencari tempat berlindung yang lebih tinggi dari kandangnya. Tapi ternyata tidak ada lagi tempat yang lebih tinggi.  Ia mulai mengeong keras ketakutan. Ia berharap ada yang menyelamatkannya. Ia teringat kucing-kucing lain, apakah mereka sudah berhasil menyelamatkan diri pikirnya berulang kali.
Tak lama sebuah ember plastik hitam mengapung mendekatinya. Ternyata ada Minggo, pemimpin kelompok kucing jalanan di dalamnya.
“Ayo sini melompat ke dalam ember ini, cepat!” peintah Minggo pada Kuki.
Kuki segera melompat ke dalam ember dan kemudian mengikuti aba-aba dari minggu untuk menggoyang badan agar ember bergerak menuju keluar halaman rumah. Tepat di pagar rumah ada bagian tembok pagar yang lebih tinggi ada pula peneduhnya, sudah ada tujuh kucing di situ. Mereka menyemangati Kuki dan Minggo agar cepat sampai. 

Akhirnya Kuki berhasil naik ke tembok pagar setelah Minggo naik terlebih dahulu. Ia bersyukur bisa selamat, tetapi juga malu karena dulu selalu mengacuhkan teman-temannya yang ternyata sangat baik. Semua kucing ramah pada Kuki dan menenangkannya yang sempat ketakutan akibat banjir. Kuki berjanji dalam hati tidak lagi bersikap acuh dan sombong. 



#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 


Kebiasaan Baik Tetap Menempel, Ini Tipsnya




Akhir-akhir ini saya menggiatkan diri masuk ke dunia literasi. Saya ikuti berbagai kelas menulis online dan mengikuti beberapa tantangan literasi, baik itu membaca maupun menulis. Saya percaya bahwa berlatih setiap hari bisa meningkatkan skill saya. Menantang diri sendiri juga membuat saya selalu atif berpikir dan mengeksplorasi ide-ide.


Sayangnya konsistensi itu tidak terlaksana dengan mudah. Ya, menerapkan kebiasaan baik itu sulit. Pada tantangan literasi menulis misalnya, saya mengikuti tantangan satu hari satu postingan blog atau One Day One Post (ODOP). Minggu pertama berlalu cukup mulus, masuk minggu kedua mulai datang kemalasan. Ini baru tantangan menulis sederhana, yang sebenarnya kebiasaan baik untuk terus menghasilkan tulisan yang bermutu. Jika ditambah dengan tantangan lain yang lebih rumit, entahlah, apa saya bisa bertahan sampai akhir tantangan. 


Yang jelas tujuan utama saya mengikuti tantangan ini adalah untuk membiasakan diri melakukan kebiasaan baik. Maka ketika saya mulai kehabisan “bahan bakar” seperti ini saya harus mengubah strategi. Harus ada cara untuk mempertahankan kebiasaan baik itu. Apa saja ya yang bisa dilakukan untuk membuat kebiasaan baik terus menempel di diri?

Mulai dari hal yang kecil
Oke, hal mudah yang bisa dilakukan adalah memulai dari hal kecil yang menciptakan kebiasaan baik. Misalnya, untuk belajar menulis maka saya mulai membaca banyak status media sosial, posting blog, dan quotes dari beberapa penulis idola. Bagi saya, membaca tulisan status dan posting yang singkat akan memberikan contoh bagaimana membuat tulisan yang menarik. Ini akan menambah wawasan saya yang belajar menulis. Menggelitik juga untuk ikut membuat tulisan berbobot dan menarik.


Punya tujuan yang jelas
Tujuan yang jelas membuat semua kegiatan lebih terarah. Ya, tujuan harus diciptakan terlebih dahulu. Walaupun “yang penting belajar” tapi jika tidak dilandasi dengan tujuan, maka kegiatan belajar pun bisa-bisa berhenti di tengah jalan.
Tujuan akhir saya adalah menjadi penulis yang menghasilkan karya dari rumah. Maka saya harus rajin membaca dan menulis. Membiasakan diri untuk membaca dan menulis ini vital bagi saya. Menerapkan kebiasaan ini adaah hal yang sulit tapi sekali lagi, karena saya punya tujuan jadi mau tidak mau saya kembali memaksakan diri untuk bersusah-payah demi tujuan akhir. 


Merayakan pencapaian sekecil apapun
Ternyata perayaan ini perlu. Baru saya sadari setiap saya mencapai sesuatu berkaitan dengan kegiatan tulis-menulis saya, misalnya artikel yang menang kontes dan karya yang diterbitkan, saya tidak pernah memberikan reward untuk diri sendiri. Padahal ini adalah salah satu bentuk apresiasi yang bisa memacu diri untuk menghasilkan karya-karya yang baik.
Jika dipikir lebih jauh bukankah penghargaan yang paling besar adalah dari diri sendiri? Bukan berarti memanjakan diri semata, tapi dengan menghargai diri sendiri maka rasa kepercayaan diri juga akan bertambah. Saya juga menyadari bahwa minder tak akan membawa kemajuan, ketika berhasil mengatasi itu dan menciptakan karya yang baik maka itu adalah sbeuah pencapaian. 


Menciptakan lingkungan yang mendukung
Lingkungan mempengaruhi bagaimana kebiasaan baik bisa bertahan. Semakin positif lingkungan, dalam hal ini keluarga dan teman-teman yang mendukung, maka semakin baik hasilnya. JIka keluarga dan teman terdekat tak mendukung, maka perlu mencari komunitas atau teman-teman lain yang bisa mendukung. Saya tidka mendapat dukungan langsung dari orang tua, karenanya saya mencari komunitas menulis yang bisa membuat saya nyaman.

Dengan bergabung di komunitas ini saya juga jadi tertarik menfikuti berbagai kelas, kontes, tantangan, dan kegiatan lain. Melihat teman-teman yang sukses membuat saya terpacu. Inilah pentingnya membuat lingkungan yang positif.  


Perbarui komitmen diri
Komitmen juga perlu diperbarui. Setelah beberapa saat, komitmen awal wajib dilihat dan direnungkan kembali. Selanjutnya, komitmen baru dengan semangat baru mulai ditanamkan. Ini adalah hal yang biasanya saya abaikan. Saya sering berpikir asal tujuan tak berubah maka komitmen juga tetap. Ya, saya salah. Komitmen pun bisa menipis dan hilang.
Lima langkah tadi bisa membantu menancapkan kebiasaan baik tetap bersama saya. Tulisan ini juga menjadi pengingat saya untuk terus menerapkan kebiasaan baik setiap hari. Pernahkah mencoba? Ayo tulis komentar Sahabat dan beri tahu saya bagaimana cara Sahabat membuat kebiasaan baik tak pergi lagi.


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 


Tuesday, September 18, 2018

Di Rumah Saja, Tetap Asyik Tak Terusik

sumber: https://bit.ly/2Nolb06


Apakah Sahabat seringkali menghadapi pertanyaan, “Di rumah saja? Emang enak? Bisa apa kalau di rumah saja? Yakin ga sayang dengan kuliahmu dulu kalo di rumah saja?” Alhamdulillah siapa bilang berdiam di rumah bikin bosan? Semua jadi membosankan tanpa kegiatan, tapi jika ada rutinitas yang dikerjakan walau di rumah semua terasa menyenangkan. Saya akhirnya meninggalkan pekerjaan dan diam di rumah. Bukan diam tidur-tiduran tanpa kegiatan tapi malah mengerjakan hal-hal yang saya suka.


Ketika saya mengambil keputusan inipun banyak yang meragukan keinginan saya. Ada yang meragukan keadaan finansial saya jika tidak bekerja seperti biasa, ada yang menanyakan kemantapan hati dan mental saya, ada pula yang meragukan kemampuan saya bertahan di rumah saja mengingat dulu saya orang kantoran dan cukup workaholic. Mendengar beberapa pendapat ini sebenarnya saya sedikit kesal, toh ini hidup saya, saya berhak memilih dan ini tidak ada urusannya dengan hidup dan pendapat pribadi orang lain. Bagaimanapun juga saya sendiri yang kemudian bisa membuat kesimpulan tentang hal positif yang saya dapat dari keputusan untuk beraktivitas di rumah dan meninggalkan sektor formal (bekerja kantoran). 


Banyak hal positif dan menyenangkan  yang saya dapat dari aktivitas di rumah. Sejauh ini tak ada yang negatif sih. Akhirnya saya bisa banyak membaca. Dulu ketika bekerja kantoran, membaca satu buku bisa sampai dua bulan. Sekarang bisa dibaca dua atau tiga hari. Alhamdulillah. Membaca menyegarkan otak saya. Latihan menulis juga lebih intens, ini juga kebahagiaan tak terkira. Membuat kerajinan tangan di rumah juga bisa nyaman dilakukan.


Memang tidak ada income seperti dulu, tapi saya tidak khawatir. Tugas yang penting adalah menjadi istri. Toh mencari nafkah bukan kewajiban. Saya berhenti dari pekerjaan karena keinginan pribadi, bukan karena dorongan suami. Tiba-tiba saja ingin mengubah kebiasaan dan gaya hidup kantoran jadi rumahan.


Tetapi jika saya pikir lagi, kemerdekaan mengatur waktu berarti mahal harganya. Alhamdulillah semua bisa teratasi. Niat jajan hilang, yang ada semangat membaca. Saya tidak menyesali keputusan _resign_ hidup saya sekarang jauh lebih nikmat daripada sebelumnya. Ternyata kebahagiaan itu sederhana. Banyak hal yang bisa disyukuri. Banyak sekali.


Jika dulu saya sering meratapi saldo rekening tabungan, Alhamdulillah sekarang bisa lebih bahagia tanpa memikirkan debit kredit lagi. Benar-benar menulis dan membaca itu nikmat sekali. Dan untuk kenikmatan tersebut apalagi yang bisa dilakukan selain terus bersyukur dan memuja Allah. Rencana Allah adalah yang terbaik. Apa yang sudah digariskan-Nya adalah yang terindah. Sungguh besar karunia-Nya dan tak terbatas berkah-Nya, tinggal saya yang harus terus mengucap syukur. Alhamdulillah.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

Menguasai Bahasa Inggris dengan Mudah dan Menyenangkan

sumber: https://bit.ly/2xsy0f7


Saya sering ditanya apa kiat-kiat yang dipakai untuk mudah mempelajari bahasa Inggris. Menurut Anda apakah sulit belajar bahasa Inggris itu? Jika iya sulitnya di mana dan jika tidak bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana hendaknya kita memulai? Cinta!

Ya, cinta. Anda ingat kan bagaimana rasanya jatuh cinta itu? Menyenangkan bukan? Anda bisa melakukan banyak hal yang tidak Anda lakukan sbeelumnya kan? Anda bisa tersenyum bahagia dan berseri-seri sepanjang hari mengingat indahnya cinta itu. Saya juga mencintai bahasa. Kebetulan saya suka bahasa Inggris, ini bahasa asing yang pertama kali saya pelajari.

Tidak, saya tidak jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya dulu mengalami kesulitan belajar bahasa Inggris, mungkin sama dengan kebanyakan. Tetapi kemudian saya mencintainya. Cinta tidak datang dengan sendirinya, ibarat pepatah “witing tresno jalaran soko kulino”, Cinta datang karena kebiasaan, kaena seringnya kita berinteraksi. Maka itulah yang terjadi pada saya. Saya banyak berinteraksi dengan bahasa Inggris.

Saya sering mendengarkan lagu-lagu barat kala itu dari kaset papa saya. Tidak tahu artinya hanya mendengar saja, suka juga tidak. Saya suka lagu Melissa, Abang Tukang Bakso, daripada koleksi papa. Tapi ini menjadi pintu kebiasaan datang. Mama, yang saat itu bekerja di sebuah perusahaan sering membawa pulang beberapa prangko luar negeri yang didapat dari atasan beliau ketika berkorepondensi dengan koleganya. Dari situ saya melihat macam-macam prangko dan mengagumi bagaimana bisa perangko-perangko cantik itu datang melintasi lautan sampai ke kota kecil macam Mojokerto.

Hal-hal seperti ini perlu dipupuk sehingga kecintaan terhadap bahasa asing semakin tebal. Sama seperti ketika kita jatuh hati pada seseorang, semua yang dilakukan untuk mendapatkan cintanya, entah pahit atau manis pasti menyenangkan untuk dijalani. Sama dengan belajar bahasa. Ketertarikan pada hal-hal sederhana berdasarkan cerita saya di atas menjadi dasar untuk belajar dengan lebih giat.
Berdasarkan pengalaman saya belajar bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris inilah cara-cara menyenangkan yang saya lakukan agar belajar lebih mudah dilakukan.

Influence

Saya percaya ini adalah faktor mendasar yang perlu Sahabat miliki. Semakin banyak Sahabat mendapatkan pengaruh bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari, semakin banyak yang Sahabat pelajari. Ubah pengaturan telepon seluler dalam bahasa Inggris, biasakan membaca bahan-bahan dan tulisan berbahasa Inggris di belakang kemasan makanan, ganti subtitle (teks) video favorit yang ditonton dalam bahasa Inggris, tonton acara berbahasa Inggris, dan banyak hal sederhana lain yang bisa Sahabat lakukan. Intinya, ubah semua dalam pengaturan berbahasa Inggris.

Sahabat perlu tahu, saya memang pernah ikut les bahasa Inggris waktu kecil, yang jika saya ingat-ingat pengajarannya asal-asalan saja. Saya berhenti les hanya dua atau tiga bulan tanpa paham apapun. Yang membuat saya sukses belajar bahasa Inggris adalah karena saya sudah membiasakan diri sejak kecil untuk menciptakan lingkungan berbahasa Inggris, walaupun masih pasif. Orang tua yang mendorong tentunya.

Read aloud


Baca, baca, dan terus baca. Saya orang yang sangat percaya bahwa tidak mungkin seseorang bisa berbahasa Inggris dengan baik hanya dengan belajar speaking / conversation tanpa membaca. Pun jika orang itu berhasil berbicara yang lancar (versi orang awam), saya tidak yakin dia bisa mengeja dan menulis kalimat dengan baik dan benar. Ingat, berbahasa Inggris yang benar itu bukan hanya fluent (lancar) tapi juga tepat secara struktur kalimat, makna, dan lain sebagainya.

Melalui kegiatan membaca, otak kita secara ajaib merekam tata bahasa, penulisan, ejaan, bentuk kata kerja dan aneka hal lainnya. Saya sudah membaca buku berbahasa Inggris tanpa saya pahami isinya sejak SMP kelas 2. Ini termasuk terlambat, tapi di zaman saya sudah lumayan lah.

Saya baca saja keras-keras dan saya tebak maksudnya lewat beberapa gambar yang disertakan, walau sering kali hanya tulisan tanpa gambar. Saya ingat buku yang saya baca adalah buku panduan turisme Hong Kong. Seorang teman memberikannya pada saya. Saya baca keras-keras tanpa yakin pengucapan saya benar atau salah. Tapi, saya mulai belajar tahu pengucapan juga karena saya melakukan langkah ketiga.


Sing along
Langkah ini membantu saya untuk mendapatkan pelafalan yang tepat, dengan cara super menyenangkan. Dari SD kelas 4 saya sudah mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu Barat. Roxette, Bryan Adams, The Offspring, dan penyanyi di zaman itu lagunya saya putar berulang kali, sambil membaca lirik lagu.

Enaknya belajar sejak dini adalah pengucapan akan lebih mirip dengan native.  Lidah belum sekaku orang dewasa yang biasanya medok jika berbahasa Inggris. Karena saya sudah mulai melafalkan beberapa kata, tanpa tahu artinya juga, maka saya lebih mudah melakukan langkah kedua, membaca teks apapun yang berbahasa Inggris.

Friendship
Seperti saya bilang sebelumnya, keajaiban membaca adalah otak kita merekam struktur kalimat, dan contoh-contoh kalimat. Tapi hanya membaca tanpa mempraktikkannya ya sia-sia belaka. Cara paling jitu adalah cari teman yang bisa mendukung kegiatan berbahasa Inggris kita.

Zaman saya dulu belajar, saya mengirim surat pada guru Bahasa Inggris saya dan pada murid-murid beliau di sekolah baru. Kemudian mencari sahabat pena sampai kemudian menggunakan teknologi bernama MIRC, chatting online via internet kala itu. Saya nekad chat di room Amerika, menghindari chat dengan orang Indonesia karena saya chatting untuk belajar selain berteman tentunya.

Dari kegiatan chatting dan korespondensi saya mendapatkan beberapa teman dari Jepang, Amerika Serikat, China, dan Brazil. Kami berkirim surat, perangkonya ya…mahal tapi ini lebih menyenangkan daripada sekedar duduk di kelas untuk les.

Sahabat, jangan khawatir jika bahasa Inggris masih kacau. Yang penting niat, termasuk niat untuk memperbaiki kesalahan ya, bukan dibiarkan tetap salah. Saya berani chat dengan orang asing setelah saya setahun berkorespondensi dengan guru bahasa Inggris dan teman-teman Indonesia yang sama-sama belajar bahasa Inggris.

Sekarang tentunya tidak sulit untuk menemukan teman-teman yang berjuang belajar bahasa Inggris di aneka komunitas atau klub bahasa. Ingat, kosa kata dan tata bahasa didapat dari banyak membaca, termasuk membaca teks dari film yang kita tonton. Jika hanya ikut klub untuk mendengar tanpa belajar sendiri di rumah saya tidak yakin hasilnya maksimal.

 
Practice, practice, practice

Ini pesan yang rasanya tidak perlu saya jabarkan panjang lebar. Semakin banyak Sahabat mencoba, maka semakin banyak Sahabat tahu apa yang perlu dipelajari. Ini juga cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan akan hasil yang sudah dicapai selama masa belajar.

Sahabat, belajar tidak akan ada habisnya. Sampai sekarang pun saya masih belajar dan mencari tahu beberapa hal tentang bahasa Inggris yang penting saya tahu. Beberapa hal sudah saya lupakan, jadi saya perlu mengingatnya kembali.

Oh ya, satu lagi, jika Sahabat sudah merasa cukup lancar dan menguasai bahasa Inggris ikuti tes kemampuan bahasa Inggris macam TOEFL tes atau IELTS atau tes-tes lokal lain yang sejenis. Tes ini akan memberikan ukuran yang tepat tentang sejauh mana pemahaman kita tentang bahasa Inggris. Karena dalam skor (TOEFL yang saya tahu) ada range nilai yang menunjukkan kompetensi kita dalam berbahasa Inggris. Dalam standar tes TOEFL PBT (paper based TOEFL) tempo dulu yang sebenarnya sekarang tidak lagi dipakai, tapi banyak dipakai di universitas untuk syarat yudisium, nilai <400 artinya belum mampu menggunakan bahasa Inggris dalam segala konteks/situasi/topik. Sedangkan nilai 400 – 449 diaggap hanya cukup untuk berkomunikasi yang sangat dasar sekali, itupun dengan bantuan lawan bicara.

Dengan mengikuti tes seperti ini maka Sahabat akan terpacu untuk lebih giat belajar dan terus mempraktikkan bahasa Inggris. Jangan berputus asa dan terus mencoba. Sudah banyak skeali kemudahan yang diberikan oleh dunia teknologi informasi, maka silakan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Selamat belajar bahasa Inggris.



#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...