![]() |
sumber: resep nusantara |
“Abi sudah diberikan ke Pak Hamid nak titipan Ibu?”
“Sudah Bu. Pak Hamid bilang terima kasih banyak.”
“Anak pintar, kebanggan Ibu. Gitu dong,
jika ada amanah jangan lupa disampaikan, dikerjakan.” Lanjut ibu.
“Amanah itu apa bu?” tanya Abi.
“Amanah itu sesuatu yang dipercayakan untuk dijaga,
dilindungi, dan dilaksanakan. Hari ini ibu memberikan amanah pada Abi untuk
memberikan kue talam ubi dan balapis yang dibuat ibu untuk Pak Hamid. Ketika
Abi menjaga kue-kue tadi untuk kemudian diserahkan pada Pak Hamid, artinya Abi
sudah menjaga amanah dan melaksanakan amanah dengan baik.” Ibu menjelaskan pada
Abi sambil terus megiris loyang berisi balapis, kue berlapis-lapis dari tepung
beras dan santan yang diwarnai daun suji dan diberi pandan wangi. Abi
menganggukkan kepalanya sambil melirik terus ke loyang kue.
“Bu, kotak perkakas ayah mana? Tadi di sini.” tanya ayah
yang sudah berdiri di dapur bersama Abi dan Ibu.
“Loh, yang mana Yah?” tanya ibu.
“Tadi, ada di sini. Kotak isi obeng, mata obeng, gunting
kawat, yang seperti kotak makan itu bu. Kumasukkan
plastik hitam di atas meja bambu itu.”
“Loh? Plastik hitam? Itu apa?” ibu menunjuk pada plastik
hitam di atas meja bamboo, dekat ayah berdiri.
“Ini kue talam dan balapis. Bukan kotak perkakas Bu.” ayah
menjawab keheranan setengah kesal.
“Ha? Kalau itu kue talam, jangan-jangan yang diberikan ke
Pak Hamid?” Ibu tercekat tak berkata-kata.
#TantanganODOP5 #onedayonepost #odopbatch6 #fiksi
No comments:
Post a Comment