Thursday, September 27, 2018

Pars Pro Toto – Festival Lawang Kota Tua 2018



Sebagai warga baru Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, saya termasuk yang antusias dengan festival yang baru pertama kali digelar di kecamatan ini. Namanya Festival Lawang Kota Tua. (Kota) Kecamatan ini memang sudah tua, banyak bangunan bersejarah yang indah. Seperti biasa, banyak yang tidak terawat, termasuk gedung besar yang kabarnya dulu rumah kaum komunis yang makin tak sedap dipandang karena ditutup bangunan dan lapak semi-permanen pedagang Pasar Lawang bercampur dengan gundukan sampah ebrbau di tempat pembuangan akhir. Entah apakah TPA ini memang letaknya di situ atau karena sampah tak punya lokasi pembuangan maka dibuang di situ. Ini hanya intermezzo dari acara festival yang sesungguhnya, Sahabatku. Mohon sabar untuk terus membaca paragraf-paragraf selanjutnya.

Cerita festival ini sebenarnya dimulai dari pengumuman di media sosial yang gencar mengabarkan tentang festival yang akan dikunjungi oleh Menteri Pariwisata Indonesia ini. Festival diselenggarakan mulai tanggal 27 – 29 September 2019, meliputi aneka karnaval, lomba, pameran produk unggulan, pameran foto dan aneka kegiatan yang tujuannya mempromosikan Lawang sebagai salah satu destinasi wisata Jawa Timur. Titik acara tersebar di beberapa wilayah dan walaupun info pengumuman tidak banyak, bahkan minim untuk ukuran salah satu festival yang masuk 100 Festival Unggulan Indonesia, hari ini saya membuktikan bahwa pikiran saya salah. Warga antusias mengikuti acara pembukaan festival ini.

Hari ini dijadwalkan jam 10:00 dilaksanakan karnaval yang diikuti 16 instansi (menurut pembawa acara) dan entah berapa total jumlah peserta. Media sosial lokal banjir animo. Saya mengetahui tentang acara ini hanya sehari sebelumnya juga dari grup medsos yang jarang saya pantau. Warga ternyata tumpah ruah membanjiri jalan-jalan yang akan dilewati rombongan pawai. Banyak hal yang mengherankan saya dan memang akhirnya sungguh-sungguh penuh kejutan.

Pertama, pilihan hari karnaval. Biasanya karnaval dilaksanakan di akhir minggu. Tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar dan aktivitas harian lainnya. Pesertanya datang dari instansi dan sekolah, maka tentu saja para peserta bolos hari itu. Adapun yang tetap sekolah maka dipulangkan lebih awal. Lokasi acara juga menutup akses  beberapa sekolah dan acara penutupan karnaval berlangsung tak jauh dari rumah sakit umum daerah yang harusnya tenang. Pastinya acara karnaval digelar di hari pertama untuk membuka festival, maka…sudahlah abaikan argument saya di bagian ini.

Kedua, tidak ada pengamanan khusus dan pengaturan arus lalu lintas. Berdasarkan pengalaman saya sebagai penonton aneka karnaval, ada sterilisasi jalan-jalan yang akan dilalui peserta karnaval. Tentunya ini untuk keamanan peserta dan juga kenyamanan penonton. Saya mencari polisi tapi tak nampak seorangpun. Lalu lintas dan keamanan diatur oleh petugas berseragam hitam, bukan hansip, saya tak tahu apa nama kesatuannya. Lalu lintas dua arah dibuka satu lajur saja dan di beberapa jalan tetap dibuka seperti biasa dengan kerumunan penonton di kiri-kanan. Tentunya kurang nyaman dan berbahaya bagi penonton.

Ketiga, rute karnaval simpang siur. Dari yang saya baca di poster kenyataannya tak sama dengan yang di lapangan. Ini berkaitan dengan masalah besar lainnya yang saya bahas selanjutnya.
Masalah terbesar adalah manajemen waktu dan manajemen acara yang tidak baik dari panitia penyelenggara. Sesuai info di poster yang tersebar di medsos, acara dimulai jam 10.00 tetapi sampai saya pulang jam 13.00 acara belum dimulai. Molornya acara disebut karena menunggu kedatangan Bupati Malang yang kemudian berdasarkan info dari medsos, tidak membuka acara karnaval.

Konvoi peserta pertama berangkat sekitar jam 14.15 yang diberangkatkan oleh camat. Artinya peserta rata-rata menunggu sekitar 5 jam lebih karena kebanyakan datang jam 09:00. Wow, 5 jam yang sangat melelahkan bukan? DI tengah hangat matahari pagi sampai matahari menjadi sangat terik di jam 12:00 sampai jam 14:00, berkostum lengkap, dan lelah karena menunggu sang pembesar yang ternyata juga digantikan pejabat lain.

Saya yakin keadaannya pasti dilematis. Bagi peserta mereka lelah lahir batin, ingin pulang dan rehat di rumah tapi tekad dari awal sudah bulat untuk berkarnaval. Dengan situasi serba tak mengenakkan ini sangat merugikan peserta karnaval. Bagi penonton bisa langsung pulang ke rumah seperti saya yang lelah menunggu selama 3 jam tanpa kepastian dan tanpa info apa-apa dari pembawa acara. Peserta apalagi.

Dari yang saya baca di komentar para penonton karnaval, acara berlangsung kacau-balau. Banyak peserta yang pulang, yang tertinggal pun sudah lelah dan bersungut-sungut diombang-ambing ketidakpastian acara. Panitia tetap memaksakan menunggu Bupati dan pada akhirnya tetap dibuka camat, yang harusnya sudah siap sedari awal acara. Pun jika beliau  berhalangan tentu tak sulit untuk mencari pejabat lain yang bisa memberangkatkan peserta karnaval, jauh lebih mudah daripada Pak Bupati yang berangkat dari Malang Kota, kantor beliau dan mungkin juga ada banyak acara yang beliau wajib hadiri. Harusnya jadwal yang ada dipatuhi sehingga tidak merugikan banyak orang.

Parahnya, peserta kemudian berpawai tak sesuai rute. Banyak yang potong kompas karena terlalu lelah. Penonton yag sudah menunggu di titik yang harusnya dilewati kecewa dan kebingungan. Sya yang memantau kegiatan lewat media sosial di rumah jadi terheran-heran dan kecewa juga. Tiga jam bukan waktu yang sedikit bagi saya hanya untuk menunggu pawai yang harusnya menyenangkan. Peserta pasti lebih kecewa lagi.

Persiapan peserta mulai dari perlengkapan pawai, kostum, make-up, dan tentu yang paling berharga adalah waktu dan tenaga melebihi segalanya. Kebahagiaan dan semangat ikut meramaikan acara kecamatan tercinta jadi ternoda oleh pelaksanaan acara yang kurang termanajemen dan kurang terkoordinasi.

Entah bagaimana acara lain dari festival ini. Dari kejadian pagi ini saya kemudian punya persepsi bahwa acara lainnya pasti tidak menyenangkan juga. Ini karena sebagian kecil hal membuat keseluruhan tampak buruk. Hal kecil jadi mewakili hal yang lebih besar lagi, walaupun belum tentu benarnya. Pars pro toto!

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 


1 comment:

  1. Thank you because you have been willing to share information with us. we will always appreciate all you have done here because I know you are very concerned with our. 토토사이트 에스뱅크

    ReplyDelete

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...