![]() |
Photo by Simon Robben from Pexels |
Hanya mereka yang beruntung saja yang bisa mendapatkan
keajaiban di malam Jumat. Kau bisa saja menganggap ceritaku ini bohong belaka,
kawan. Tapi kau sepenuhnya akan berubah pikiran setelah membaca kisahku di
malam Jumat kala itu.
Oh ya, pesanku sebelum kau baca seluruh kisahku cuma satu, dalam
hidup kau harus selalu berusaha. Sekali berhenti, usaha dan harapan akan
menguap habis. Jadi, untukmu yang senasib dneganku dulu, kau harus
banyak-banyak berusaha.
Baiklah, kumulai kisahku ya.
Sudah lebih puluhan kali aku melihat wanita muda dengan guguran rambut
halus dari bajunya menghampiriku. Aku tidak mengenalnya, yang jelas wanita itu
ada. Dia selalu datang setengah jam sampai satu jam setelah bulan mungkin muncul.
Ia akan meraup dari kantong plastik segenggam biskuit enak yang dibalur dengan
cacahan ikan berlemak dengan jeli bening yang sama amisnya dengan si ikan. Jika
kau hanya makan dari sampah, maka sulit sekali bagiku untuk menjelaskan seperti
apa rasa biskuit berlapis jeli itu.
Bau wanita itu juga aneh. Tak seperti bau wanita berbaju
lebar dengan warna-warni memusingkan yang berjalan terburu-buru dan membawa
anak kecil yang suka menghentak-hentakkan kaki ketika menemuiku di jalan yang
mereka susur. Bau wanita itu kombinasi bauku, bau roti, kue, biskuit, dan juga
bau keringat. Wanita yang umumnya kubau hanya punya wangi tanpa gurih dan
keringat apek. Jika suatu hari kamu bertemu wanita berbau aneh yang
kuceritakan, jangan lari. Berusahalah mendekat, mungkin nasibmu akan baik
sepertiku. Nah, ini yang kubilang tadi, berusahalah. Baru juga kuawali cerita
sudah kunasihati kau berkali-kali tentang kuat semangat dalam berusaha.
Usahaku lainnya setelah mengenal wanita itu adalah dengan
giat berlari. Aku sengaja berlari sekencang-kencangnya ketika melihatnya dari
jauh, lebih tepatnya aku mengintai dengan teliti sebelum ia datang ke arahku.
Jadi aku bisa mempersiapkan pose terbaikku untuk menyambutnya. AKu juga bisa
menghitung kecepatan lariku. Harus pas dan tak mengejutkannya.
Aku ketagihan biskuit balur jeli ikan itu, maaf aku harus
mengatakan yang sejujurnya. Ketagihan ini berbahaya, aku tahu, tapi apa boleh
dikata, naluriku seirama dengan perut keronconganku yang kopong. Aku harus
mencari cara untuk memuaskan kebutuhanku akan biskuit jeli ikan itu. Aku
memilih malam jumat untuk bergerak, mengapa
saat itu? Karena di malam Jumat hari lebih sepi dan makin sedikit orang berlalu
lalang. Tanyakan pada manusia jika kau sempat, mengapa mereka malas keluar di
malam Jumat.
Jadi di malam Jumat itu, aku yang sudah mempersiapkan mental
dan tekad melahap sedikit saja biskuit pemberian si wanita. Walau aku ingin
makan banyak, aku menahannya. Ia selalu meninggalkan hamparan biskuit yang
telah diletakkannya di jalan dan menjauh membiarkanku makan. Tapi saat itu,
kumakan seidkit saja dan kuikuti ia berjalan. Ia berusaha menyorongkan badanku
kembali ke teritoriku, tapi aku tetap mengikutinya. Kubuat suara manja paling
manis dari yang pernah diajarkan ibuku, dan aku terus mengekornya.
Selama aku mengikutinya, sesering itu juga ia mengusirku.
Aku tahu ia melakukannya tak sungguh-sungguh. Ia takkan tega menyuruhku kembali
lebih 1000 langkah ke teritoriku. Kuikuti saja dirinya dan walau sempat
diiming-imingi aneka remahan biskuit, aku tetap tegas mengikutinya.
Entah berapa jauh aku sudah dari tempat asalku, tapi
akhirnya wanita ini berhenti di depan pagar rendah bersambung pagar kayu dan
kawat. Aku melihat ke arahnya, menatap kuat-kuat dan berusaha menarik
perhatiannya. Ia tak menggubrisku, buru-buru ditutup saja pagar itu. Aku ada di
luar dan mulai kulancarkan usaha untuk mendapatkan perhatian lagi darinya. Aku
berjalan mondar-mandir di depan pagar rumahnya dan membuat suara manis lagi.
Suara manis yang memilukan. Nanti kuajarkan padamu suatu hari bagaimana
melakukannya.
Usaha ini tentu saja berhasil. Tak lama wanita itu membuka
pagarnya, memanggilku dan mengelusku lembut. Aku berhasil masuk dalam daerah
kekuasaan si wanita. Aneka bau-bauan dari sejenisku dan wangi gurih biskuit
ditambah keringat si wanita melenakanku. Aku telah membawa diriku masuk ke
gudang makanan. Usahaku tak sia-sia.
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
No comments:
Post a Comment