![]() |
sumber: Photo by Olga from Pexels |
Jika flashback tentang
orang yang paling berjasa buat hidupku, semoga ga berlebihan kalo suami
jawabannya. Orang tua pasti punya andil lah dalam hidup ini, tapi sosok suami
juga punya peran penting yang mengubah diriku sampai jadi yang sekarang.
Ah, cinta memang mampu menguatkan segalanya, mengubah
keraguan menjadi kepastian, kelemahan jadi kekuatan, dan keniscayaan jadi
keyakinan. Jauh sebelum mengenal suami aku orang yang workaholic. Kerja, pulang, nonton DVD dan berulang terus itu-itu
aja. Kehidupan juga berasa monoton, hampir-hampir tak ada istimewanya. Jadi
orang gajian yang menanti tanggal muda datang, berhitung sampai atau tidak
gajian kali ini di ujung bulan, ngirit ini itu untuk beli barang yang
diinginkan dan tetap selama bertahun-tahun bekerja hasilnya hampir tak ada. Nomer
rekening serasa cuma angka yang dilewati gaji.
Parahnya bukan cuma urusan finansial tapi kenyamanan yang
semu di tempat kerja membuatku pasif jadi orang gajian. Eits, ga salah kok jadi
karyawan teladan, yang salah cuma mindset yang selamanya menggantungkan nasib
di tangan bos. Itu aku dulu, ya seperti itu. Dan semuanya berubah drastis sampai
ketemu suami, yang waktu itu masih berstatus pacar. Masih PDKT tapi bersamanya
dunia serasa dijungkirbalikkan.
Ia berhasil menunjukkan bahwa karyawan wajib punya mimpi
untuk jadi bos, punya kerjaan sendiri. As
usual kumentahkah pendapat-pendapatnya karena aku yakin berkarir di tempat
kerjaku dan loyal pada atasan adalah tujuan yang baik dan perlu didukung. Oh
kalo ingat masa itu, betapa naifnya diri ini. Jadi malu.
Jadi suami pas itu berulang kali cerita tentang pentingnya
jadi orang yang mandiri, yang kuat, dan bisa punya usaha sendiri. Kebetulang
hubungan kami long distance, suami
kerja di luar Jawa dan aku stay di
Surabaya. Jadilah percakapan yang jauh dari romantis itu terlaksana di malam
hari sepulang kerja, ngantuk tapi semangat untuk diskusi. Untungnya pake
Telkomsel untuk komunikasi yang lancar. Dia tinggal di pedalaman Lampung yang
susah sinyal, jauh dari “peradaban”, walhasil urusan komunikasi yang maha
penting seperti beli pulsa bisa diatur pakai TCASH. Lah bayangin aja kalo
tinggal di pedalaman harus beli pulsa susahnya gimana. Enak-enak ngobrol
tiba-tiba pulsa abis, duh itu sering banget, jadinya ya aku yang bantu untuk
beli pulsa. Ga susah harus pergi ke konter HP karena pake TCASH isi ulang pulsa gampang banget. Caranya gampang, praktis, coba deh cek caranya di sini biar tahu betapa gampangnya isi ulang pake TCASH.
Suami yang juga karyawan tapi punya usaha sampingan ternak cacing selalu kasih motivasi untuk jadi wirausahawan. Yah antara cinta dan hidayah kali ya, akhirnya aku malah ikutan beberapa seminar untuk pengusaha. Inget banget pas itu sore sampai malam, molor dari jamnya karena pembicara terakhir super keren, motivator Tung Desem Waringin. Wuih kebayang gimana beliau membakar semangat undangan, termasuk aku yang rata-rata karyawan perusahaan, untuk bikin usaha sendiri. Beliau juga memberikan wawasan tentang kebebasan dan kekuatan diri untuk lepas dari bos dan jadi pengusaha mandiri.
Sampai di rumah langsung mulai browse ini itu dan dengan dukungan penuh pacar, usaha pertamaku adalah jualan makaroni keju yang aku repack dengan kemasan lebih kece. Jualan di medsos, di aplikasi transportasi online, marketplace, face to face, nitip ke kafe, pkonya semua cara kucoba. Yang paling banter tentu promosi lewat media sosial. Thanks to technology semua jadi lebih mudah dan cepat. Hubunganku dengan pacar yang belum jadi suami saat itu masih tetap LDR. Sejak jualan mulai lah sering saling kirim gift apapun harinya, ga pandang anniversary day atau apapun. As always, aku dan pacar pakai TCASH yang makin lama fiturnya makin ciamik. Dari yang cuma isi ulang pulsa, aku jadi tahu TCASH bisa dipakai buat belanja online di merchant yang kerja sama dengan TCASH.
Walaupun sampai sekarang usaha belum jadi wah tapi berkat dorongan suami waktu itu aku berhasil ikut jualan di acara Pasar Sehat Surabaya, jualan produk makanan organik non MSG, kenal sama pelaku usaha makanan sehat, jualan makaroni keju dengan beberapa langganan tetap, bahkan merambah jasa ngajar Bahasa Inggris via online. Buntutnya adalah aku resign dari tempat kerja dan merasa sudah mendapatkan kebebasan dari kegiatan yang kukerjakan sekarang. Tanpa suami aku ga yakin bisa punya mindset yang lebih membuatku bahagia seperti sekarang. Thanks babe
#BuatKamu
#pakeTCASH.
No comments:
Post a Comment