Wednesday, November 28, 2018

Satu Bikin Seru, Media Sosial di Sudut Pandangku



https://bit.ly/2Lo9dyV


Sahabat, berapa akun media sosial yang Sahabat punya? Saya punya Instagram saja di gawai saya. Facebook sudah uninstall. Oh satu lagi, saya punya Twitter yang saya pakai untuk mendaftar link atau  ikut serta dalam beberapa kompetisi menulis. Tapi selebihnya hanya punya Instagram menurut saya sudah cukup.

Ah berbicara tentang media sosial itu tak ada habisnya. Banyak episode, banyak drama, banyak problematika, dan banyak manfaat dan juga keburukannya. Episode yang saya maksud adalah seperti halnya telenovela yang trendi di akhir tahun 90-an dan digantikan oleh drama India, kemudian sinetron Indonesia, diputar bertahun-tahun, dan itulah media sosial buat saya. Ada masa ketika Friendster merajalela. Bahasan kuliah tentang akun si ini dan si itu. Tak punya akun ini berarti out of date, kuno, katrok. Maka akun pun saya buat dengan pemanis ini dan itu, tujuannya mendapat banyak teman tapi juga akhirnya banyak hal-hal palsu yang saya buat agar jati diri tak nampak jelas.

Dari Friendster perlahan netter pindah Facebook. Boyongan ini juga jadi episode baru karena kemudian banyak sekali perkembangan Facebook sampai akhirnya saya tinggalkan karena menurut saya tidak lagi asyik, tidak lagi informatif, dan terkesan tua. Sekarang, saya setia pada Instagram. Mungkin karena saya orangnya visual dan malas membaca cerita dengan ribuan kata, maka cukup dibatasi sedikit saja di captionnya, tapi gambar menceritakan seribu makna di dalamnya.

Drama dan problematika yang saya maksud dari media sosial adalah tentang riuhnya pemberitaan tentang politik, selebritis, makan banyak, makanan enak, sampai obrolan dan guyonan seru ojek online. Caci maki, hujat, dan saling tuduh mewarnai drama postingan media sosial. Problem baru, hal yang harusnya informative malah jadi bahan celaan, bahan gunjingan, bahan saling menjatuhkan. Oh kekuatan jari ini sungguh luar biasa.

Inilah keburukan media sosial yang dikontrol oleh mereka yang tidak melek literasi digital. Saya pun jengah dengan hal ini. Karenanya blogging sebagai salah satu media untuk menyuarakan pikiran saya akan saya isi dengan hal-hal yang, semoga, bermanfaat. Lelah kan diri ini ketika jari mulai menggulir di gawai dan yang muncul di linimasa adalah tentang cercaan si A dan si B. Atau pendapat akun tertentu yang dikomentari amat sangat kasar oleh pengikut akun tersebut atau yang sekedar mampir. Betapa memang dosa ini mudah didapat, tanpa perlu bertemu muka tinggal hujat saja. Ih ngeri.
Yuk bermedia sosial yang sehat Sahabat.

#BloggerPerempuan
#BPN30DaysChallenge



No comments:

Post a Comment

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...