![]() |
sumber: pexels.com |
Sahabat, pernahkah Sahabat mendengar kata kognitif atau
frase kemampuan kognitif? Biasanya banyak digunakan untuk membahas tentang tumbuh
kembang anak. Kali ini berbeda. Bukan perkembangan kognitif yang akan dibahas,
tetapi sebaliknya, tentang kemunduran atau hilangnya kemampuan kognitif. Sebelum
mengetahui lebih lanjut tentang topik yang dibahas kali ini, saya sengaja mengajak
Sahabat semua untuk memahami arti kata kognitif.
Kemampuan kognitif artinya kemampuan untuk mengenali. dan
fungsi kognitif ini bisa mencakup kemampuan berbicara, memahami informasi,
memahami ruang gerak, menilai, memberi perhatian dan daya ingat. Dari kecil ada
perkembangan tahapan kemampuan kognitif yang berkembang dan makin berkembang
maksimal ketika diberikan rangsangan yang tepat.
Seperti halnya banyak hal yang lazim terjadi di dunia, ada
awal maka ada akhir. Ada perkembangan maka ada pula penurunan, ini juga terjadi
pada kemampuan kognitif manusia. Adalah sebuah gejala sekelompok penyakit yang
mempengaruhi otak. Jika kemudian sesorang mengalami ketidakmampuan melakukan
kegiatan sehari-hari yang menjadi tanda berkurangnya kemampuan kognitif akibat
fungsi otak yang banyak terpengaruh, maka ini yang disebut dengan demensia atau
yang umum disebut sebagai kepikunan. Berbeda dengan pikun yang hanya lupa nama,
demensia lebih dari itu dan lebih serius dari pikun yang mungkin Sahabat tahu.
Pada dasarnya dokter akan menentukan seseorang terkena
demensia atau tidak dilihat dari beberapa (dua atau lebih) fungsi kognitif yang
terganggu. Orang-orang yang terkena demensia bisa berubah kepribadian, emosi
jadi labil, dan juga sulit mengenali lingkungannya. Tidak hanya sulit mengingat
nama anggota keluarga, tapi tak bisa mengingat siapa anggota keluarga tersebut.
Orang dengan demensia bahkan tak tahu mengapa ia harus makan, mengapa ada
kancing di baju, apa gunanya bola, dan lain sebagainya.
Tahukah Sahabat apa yang terjadi di otak jika seseorang
terkena demensia? Beberapa sel syaraf di otak berhenti beroperasi, lepas dari
sel lain dan mati. Sering kita dengar manula yang pikun kemudian mudah
dibilang,"Ya biasalah pikun, namanya juga orang tua." Sebenarnya
kepikunan yang dimaksud bukan sekedar lupa saja, tapi ketika sudah tidak bisa
lagi mengenali lingkungan seperti beberapa contoh yang saya uraikan sebelumnya.
Ini bukan penyakit yang muncul ketika seseorang menua. Demensia adalah penyakit
di otak, kebanyakan diderita oleh orang tua. Sekali lagi demensia tidak lantas
muncul ketika seseorang menua. Demensia bisa terjadi pada orang usia di bawah
65 tahun juga. Bahkan demensia bisa terjadi karena faktor genetik, dan ini
adalah salah satu yang terlangka.
Sahabat perlu mewaspadai jika ada anggota keluarga yang
berpnyakit jantung tapi tak diobati, tekanan darah tinggi, dan kurang aktif
secara fisik dan mental adalah mereka yang punya resiko tinggi terkena
demensia. Penyebab demensia sendiri dipicu beberapa penyakit yang menyerang
otak. Sekali lagi demensia adalah istilah untuk merujuk pada gejala sekelompok
penyakit yang mempengaruhi otak, jadi demensia bukan satu penyakit yang
spesifik.
Penyebab demensia salah satunya adalah alzheimer. Alzheimer
diakibatkan oleh kumpulan protein abnormal yang membentuk plak dan kemudian
bersama dengan serat membelit syaraf di otak. Akibatnya komunikasi antar sel
syaraf terganggu dan kemudian mati. Awal mula serangan alzheimer dengan hilangnya
daya ingat.
Sementara penyakit lain yang mengakibatkan demensia adalah
demensia bvaskuler. Pembuluh darah di otak rusak sehingga terjadi stroke. Ada
pula penyakit lewy body yang ditandai
oleh gumpalan protein abnormal di dalam sel saraf otak. Akibatnya ada perubahan
dalam bergerak, berpikir, dan berperilaku. Bisa saja pendeita penyakit ini
mengalami halusinasi, kadang normal kadang kumat.
Ciri-ciri umum demensia adalah:
- · Sering lupa, semakin lama semakin berat
- · Merasa bingung
- · Perubahan kepribadian
- · Tidak peduli dan menyendiri
- · Kehilangan kemampuan melakukan pekerjaan sehari-hari
Sejauh ini tidak ada obat untuk demensia. Demensia belum
bisa disembuhkan tetapi bisa dikurangi gejalanya. Pendampingan maksimal dari
keluarga adalah yang terampuh untuk mengurangi gejala demensia.
Kerennya kegiatan menulis dan membaca termasuk yang ampuh
menangkal demensia loh. Karena kedua
kegiatan ini aktif melibatkan otak untuk berpikir kritis dan menganalisis.
Kegiatan lain adalah dengan aktif berolah raga, aktif berkomunitas dan selalu
aktif bergerak. Nah mari mulai dari hal kecil yang sangat mudah dilakukan seperti
rajin membaca dan menulis. Ayo diniatkan untuk mengobati diri dan mencegah
demensia di masa yang akan datang.
Sumber:
https://www.dementia.org.au/files/helpsheets/Helpsheet-AboutDementia01-WhatIsDementia_indonesian.pdf
#komunitasonedayonepost
No comments:
Post a Comment