Sunday, October 28, 2018

Hantu Bernama Demensia

sumber: pexels.com


Sahabat, pernahkah Sahabat mendengar kata kognitif atau frase kemampuan kognitif? Biasanya banyak digunakan untuk membahas tentang tumbuh kembang anak. Kali ini berbeda. Bukan perkembangan kognitif yang akan dibahas, tetapi sebaliknya, tentang kemunduran atau hilangnya kemampuan kognitif. Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang topik yang dibahas kali ini, saya sengaja mengajak Sahabat semua untuk memahami arti kata kognitif.

Kemampuan kognitif artinya kemampuan untuk mengenali. dan fungsi kognitif ini bisa mencakup kemampuan berbicara, memahami informasi, memahami ruang gerak, menilai, memberi perhatian dan daya ingat. Dari kecil ada perkembangan tahapan kemampuan kognitif yang berkembang dan makin berkembang maksimal ketika diberikan rangsangan yang tepat.

Seperti halnya banyak hal yang lazim terjadi di dunia, ada awal maka ada akhir. Ada perkembangan maka ada pula penurunan, ini juga terjadi pada kemampuan kognitif manusia. Adalah sebuah gejala sekelompok penyakit yang mempengaruhi otak. Jika kemudian sesorang mengalami ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-hari yang menjadi tanda berkurangnya kemampuan kognitif akibat fungsi otak yang banyak terpengaruh, maka ini yang disebut dengan demensia atau yang umum disebut sebagai kepikunan. Berbeda dengan pikun yang hanya lupa nama, demensia lebih dari itu dan lebih serius dari pikun yang mungkin Sahabat tahu.

Pada dasarnya dokter akan menentukan seseorang terkena demensia atau tidak dilihat dari beberapa (dua atau lebih) fungsi kognitif yang terganggu. Orang-orang yang terkena demensia bisa berubah kepribadian, emosi jadi labil, dan juga sulit mengenali lingkungannya. Tidak hanya sulit mengingat nama anggota keluarga, tapi tak bisa mengingat siapa anggota keluarga tersebut. Orang dengan demensia bahkan tak tahu mengapa ia harus makan, mengapa ada kancing di baju, apa gunanya bola, dan lain sebagainya.

Tahukah Sahabat apa yang terjadi di otak jika seseorang terkena demensia? Beberapa sel syaraf di otak berhenti beroperasi, lepas dari sel lain dan mati. Sering kita dengar manula yang pikun kemudian mudah dibilang,"Ya biasalah pikun, namanya juga orang tua." Sebenarnya kepikunan yang dimaksud bukan sekedar lupa saja, tapi ketika sudah tidak bisa lagi mengenali lingkungan seperti beberapa contoh yang saya uraikan sebelumnya. Ini bukan penyakit yang muncul ketika seseorang menua. Demensia adalah penyakit di otak, kebanyakan diderita oleh orang tua. Sekali lagi demensia tidak lantas muncul ketika seseorang menua. Demensia bisa terjadi pada orang usia di bawah 65 tahun juga. Bahkan demensia bisa terjadi karena faktor genetik, dan ini adalah salah satu yang terlangka.

Sahabat perlu mewaspadai jika ada anggota keluarga yang berpnyakit jantung tapi tak diobati, tekanan darah tinggi, dan kurang aktif secara fisik dan mental adalah mereka yang punya resiko tinggi terkena demensia. Penyebab demensia sendiri dipicu beberapa penyakit yang menyerang otak. Sekali lagi demensia adalah istilah untuk merujuk pada gejala sekelompok penyakit yang mempengaruhi otak, jadi demensia bukan satu penyakit yang spesifik. 

Penyebab demensia salah satunya adalah alzheimer. Alzheimer diakibatkan oleh kumpulan protein abnormal yang membentuk plak dan kemudian bersama dengan serat membelit syaraf di otak. Akibatnya komunikasi antar sel syaraf terganggu dan kemudian mati. Awal mula serangan alzheimer dengan hilangnya daya ingat.

Sementara penyakit lain yang mengakibatkan demensia adalah demensia bvaskuler. Pembuluh darah di otak rusak sehingga terjadi stroke. Ada pula penyakit lewy body yang ditandai oleh gumpalan protein abnormal di dalam sel saraf otak. Akibatnya ada perubahan dalam bergerak, berpikir, dan berperilaku. Bisa saja pendeita penyakit ini mengalami halusinasi, kadang normal kadang kumat.

Ciri-ciri umum demensia adalah:
  • ·         Sering lupa, semakin lama semakin berat
  • ·         Merasa bingung
  • ·         Perubahan kepribadian
  • ·         Tidak peduli dan menyendiri
  • ·         Kehilangan kemampuan melakukan pekerjaan sehari-hari

Sejauh ini tidak ada obat untuk demensia. Demensia belum bisa disembuhkan tetapi bisa dikurangi gejalanya. Pendampingan maksimal dari keluarga adalah yang terampuh untuk mengurangi gejala demensia.

Kerennya kegiatan menulis dan membaca termasuk yang ampuh menangkal demensia loh. Karena kedua kegiatan ini aktif melibatkan otak untuk berpikir kritis dan menganalisis. Kegiatan lain adalah dengan aktif berolah raga, aktif berkomunitas dan selalu aktif bergerak. Nah mari mulai dari hal kecil yang sangat mudah dilakukan seperti rajin membaca dan menulis. Ayo diniatkan untuk mengobati diri dan mencegah demensia di masa yang akan datang. 



Sumber:
https://www.dementia.org.au/files/helpsheets/Helpsheet-AboutDementia01-WhatIsDementia_indonesian.pdf




#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 

No comments:

Post a Comment

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...