Photo by rawpixel.com from Pexels |
Tiga hari dalam seminggu aku gembira menanti Jim. Tukang
susu yang mengantarkan susu segarku dalam dua botol kaca ukuran 500ml.
Terkadang aku memesan ukuran dua liter jika orang tuaku datang berkunjung.
Mereka bilang susu di rumahku lebih enak dari susu di rumah mereka di timur
London. Terkadang aku juga memesan yogurt, kentang, roti sourdough dan crumpets untuk sarapanku yang harus
rendah gula. Kudengar crumpets sangat
bagus untuk penderita diabetes.
Pertemuanku dengan Jim sendiri adalah bagian yang tidak
ingin kuhilangkan dalam bagian hidupku. Dulu ketika aku masih bekerja di Shoreditch,
kawasan bisnis bekas kawasan miskin di London, aku hanya mendapati botol susu yang
berbaris rapi di dalam lemari pendingin. Inez, pembantuku sudah menatanya agar
siap kuminum ketika pulang kerja. Setelah aku berhenti bekerja aku mulai
mengambil sendiri botol susu dari depan pintu rumah, dan kemudian tak sengaja bertemu
dengan Jim.
Jim seusiaku, tinggi tubuhnya hampir enam kaki. Dahinya
sedikit lebar tertutup sedikit saja oleh ikal rambut kecoklatannya. Pipinya
bersemu kemerahan karena lembab udara London di pagi hari. Sedikit cambang
tersisa entah disengaja atau tidak ada di kedua sisi pipi dan menjalar ke
dagunya. Wajahnya nampak sedikit kasar tapi guratan di sudut bibirnya menunjukkan
dia orang yang ramah. Bau tubuhnya bercampur antara eau de toilette, pewangi mobil pengantar susu dan gurih lemak susu.
Tapi itu bau tubuh yang kusuka. Jantan, sederhana, dan wangi.
Awalnya kutawarkan teh hangat padanya dan kuberikan beberapa
pai labu yang kumasak malam sebelumnya. Hanya sebagai ucapan terima kasihku
atas jasanya mengantarkan susu tepat waktu. Lama kelamaan kami banyak bicara
dan aku undang dia mampir ke rumahku setelah ia selesai mengantar susu. Tidak
lama karena ia harus segera kembali ke majikannya. Beberapa kali kuundang dia
datang makan malam tetapi sering ditolaknya karena ia tinggal di dekat Peter
Dairy, perusahaan susu dan aneka olahan turunannya milik si majikan. Ya, 75 mil
bukan jarak yang dekat.
Hatiku terpaut pada Jim. Aku ingin mengenalnya lebih jauh.
Mungkin bukan cinta juga bukan sayang, tetapi aku merasa membutuhkannya. Bertemu
dengannya membuat hari-hariku menyenangkan. Entah mnegapa itu terjadi.
Kehadiran Jim memberi efek yang menenangkan sekaligus menegangkan. Aku
menikmatinya.
Semalam ia berjanji akan mengunjungiku sore hari untuk makan
malam yang lebih awal. Ia tetap mengantarkan susu di pagi hari dan segera
kembali ke Southampton agar bisa mengunjungiku sore harinya. Karenanya, seperti
hari Senin dan Jumat, aku menunggunya di depan pintu rumahku. Sudah kubuatkan
seporsi chip butty, sandwich berisi kentang goreng dengan saus tomat, mayonais,
dan saus coklat dalam tangkupan roti
bermentega asin. Kumasukkan dalam kotak makan yang sudah kukeringkan dari mesin
pencuci piring tadi pagi.
Aku tersenyum melihat van berlogo Peter Dairy berhenti di
depan jalan rumahku. Aku berdiri siap menyambut Jim. Seorang pria tua turun
membuka kap belakang van dan menurunkan 3 botol susu pesananku sambil melihat
catatan pengiriman.
“Pagi ma’am.”sapanya ramah.
“Di mana Jim.”tanyaku heran mengabaikan salamnya.
“Oh, I’m so sorry ma’am mulai sekarang aku yang menggantikan
Jim. Anak muda itu semalam tewas di dekat Salisbury dalam kecelakaan setelah
selesai mengantar susu. Semoga Anda tidak kecewa aku menggantikan Jim. Semoga
ia tenang di sana.” Ucapnya lirih dan kemudian menyodorkan tangan untuk
kujabat, “Aku pamannya.”
Endingnya kok ngeri.
ReplyDeleteKarena yg happy ending uda biasa hehehehe. makasih udah mampir kakak
DeleteTragis.
ReplyDeleteendingnya menyedihkan
ReplyDeleteLangsung ending ya mb? Hehe kirain masih ada lanjutannya ee:((
ReplyDeleteedisi capek bikin lanjutan nih mb
DeleteSpeecless kok akhirnya begetoh, Omegod God
ReplyDeleteStok happy ending lagi kosong mb :P
DeleteOMG,menyedihkan
ReplyDelete😥
ReplyDeleteBelum jodoh 😔
ReplyDeleteOh... susu... 😓
ReplyDeleteSedih aku tuh 😢
ReplyDeletesowwy kak
DeleteLah kok ðŸ˜
ReplyDeleteEndingnya tdk terduga
ReplyDeleteJangan diduga ah...hehehehe
DeleteYah, ternyata belum jadi bagiannya kali
ReplyDeleteBegitulah dunia...
Delete