Thursday, November 22, 2018

Review Film – The Help

Poster film The Help (kiri) dan parodi poster tersebut (kanan)
sumber: https://bit.ly/2zlVHrf


Film ini teradaptasi dari novel berjudul sama karya Kathryn Stocketts (2009). Film ini berkisah para asisten rumah tangga (the help) Amerika di tahun 1960an. Di masa itu segregasi antara kulit putih dan kulit hitam sangat kental terasa. Para asisten rumah tangga sekaligus pengasuh anak-anak kecil di masa itu pun mengalami diskriminasi dan perilaku rasis dari para majikan. Mereka berangkat kerja dengan bus khusus yang isinya hanya orang kulit hitam, mereka tinggal id perkampungan kulit hitam, dan anak-anak gadis mereka sudah dipersiapkan menjadi asisten rumah tangga, generasi selanjutnya. Sementara itu tuan rumah adalah orang-orang sosialita kulit putih yang lebih tahu tentang cara bersosialisasi daripada mengurus anak. Bahkan mendiamkan anak yang rewel saja mereka tidak tahu caranya, termasuk bagaimana jika si kecil ingin buang air.

Perilaku rasis dari sejawat sosialita ini mendapat tentangan dari Skeeter, seorang gadis cerdas yang bercita-cita menjadi jurnalis dan penulis. Ia awalnya menulis sebuah kolom tentang masalah urusan domestik rumah tangga di koran yang menggajinya. Karena tidak terbiasa mengurus rumah maka ia bertanya pada salah satu asisten rumah tangga yaitu Aibileen. Percakapannya pun dilakukan dengan takut-takut karena kemudian Aibileen diminta untuk bercerita tentang kehidupannya sebagai asisten rumah tangga kulit hitam di rumah kulit putih.

Ia akhirnya mengagkat isu tentang perilaku diskriminasi yang diterima oleh para asisten rumah tangga. Salah satu yang paling saya ingat adalah tentang toiet yang dipisah antara kulit hitam dan kulit putih. Toilet kulit hitam dianggap kotor, penuh dengan kuman, dan bisa menyebarkan penyakit berbahaya. Banyak hal-hal lainnya yang kemudian bisa menjadi sebuah bukti perilaku rasis warga Amerika.

Di tahun itu juga pembunuhan terhadap John F. Kennedy, presiden Amerika Serikat, pembela kesetaraan hak asasi manusia dan kesetaraan kulit hitam dan putih terjadi. Semua orang kulit hitam dipersekusi dan makin ketakutan. Bagi Aibileen, menyuarakan pendapat untuk proyek buku Skeeter sama seperti mengadu nyawa bagi Aibileen dan asisten rumah tangga lainnya.

Adalah seorang pembantu yang bernama Minnie yang merasa terhina karena suatu malam di tengah hujan petir deras ia tak bisa menggunakan toiletnya yang ada di luar rumah. Ia nekad memakai toilet majikan dan kemudian dipecat karenanya. Demi hak dasarnya yaitu persamaan hak menggunakan toilet dan hak-hak lain maka ia mendorong Aibileen dan asisten rumah tangga lain yang lebih dari speuluh orang jumlahnya untuk bersuara lewat buku yang ditulis Skeeter.

Film ini adalah salah satu film yang menjadi box office di peluncuran perdananya. Berbagai penghargaan juga berhasil disabet baik oleh para artisnya. Academy Award untuk aktris wanita terbaik, dan Golden Globe Award untuk artis pendukung wanita terbaik adalah dua dari sekian banyak pengharagaan yang diberikan untuk film ini.

Terlepas dari penghargaan dan popularitas yang disabet, film ini menjadi pengingat akan sejarah kelam bangsa besar seperti Amerika Serikat yang sebenarnya sampai sekarang pun masih berjuang melawan rasisme. Ini juga menjadi catatan bagi saya dan bisa jadi Sahabat semua, untuk belajar tentang kesetaraan hak dan antirasisme.

Bagian paling saya suka di film ini adalah ketika Minnie berganti majikan dan bekerja di kediaman Celia, yang dikucilkan teman-teman kulit putihnya karena ia dianggap sebagai wanita murahan karena menjadi istri dari mantan pacar salah satu kaum sosialita. Celia adalah wanita baik yang tidak rasis dan bersahabat. Ia juga memperlakukan Minnie lebih dari sekedar asisten rumah tangga.

Bagian lain yang saya suka adalah ketika buku yang ditulis Skeeter berhasil terbit dan menjadi best seller. Semua orang membacanya, bahkan para elit sosialita yang kemudian menjadi malu dan saling lempar tudingan, padahal jelas-jelas mereka adalah kaum rasis yang ditulis di buku.

Bagi saya film ini ratingnya 4,5 dari 5. Sangat menghibur, sangat realistis, dan sangat menyenangkan untuk ditonton berkali-kali. Saya berniat menontonnya lagi akhir pekan ini untuke kelima kalinya J



#TantanganReviewFilm
#ODOPBatch6
#OneDayOnePost

10 comments:

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...