Sunday, November 18, 2018

Tekad Kuat

sumber: detikfood




“Adin, nggak makan?” sahabatku menepuk pundakku dan mengajakku pergi ke kantin kampus. Sudah jadi ritual harian kami, setelah kuliah pertama hari Senin kami mengobrol santai sambil jajan di kantin Bu Eko.

“Nggak, Mit. Sorry lain waktu ya?” pintaku tanpa memindahkan mataku dari buku yang baru kubeli semalam di acara diskon buku besar di kotaku.

“Tumben Din. Yakin nih nggak lapar? Kamu puasakah? Eh, tadi kamu baru minum air setengah botol, jadi kamu nggak puasa.” Mita meralat sendiri pernyataannya.

“Iyalah, sekali-sekali.” Kujawab singkat, aku tak ingin Mita tahu aku sedang berdiet. Walaupun sahabat dekat, jika menyangkut hal-hal positif baru pasti dia akan menanggapinya dengan suka cita yang menurutku terlalu berlebihan. Atau dia akan menceritakan pada teman-teman lain dan menjadikanku sebagai role model atas suatu perbuatan yang menurutku biasa-biasa saja dan malah membuatku merasa tak nyaman.

“Hm…lagi diet ya?”Mita menggodaku dan kurasa nada bicaranya mengandung unsur investigasi. Ah, tak ada hal tentangku yang ingin dia lewatkan.

“Nggak diet Mit, cuma tadi sudah kenyang aja.” kujawab bohong dengan alasan paling humanis dan masuk akal yang bisa kubuat. Kuyakin Mita akan berhenti mengajakku atau menanyakan banyak hal padaku hanya karena aku tidak ikut ritual jajan hari Senin.

“Ya udah deh. Kalau kamu mau ikut nanti tinggal kabari ya? Jawabnya sambil menggoyang gawainya, menekankan padaku betapa pentingnya berkabar soal jajan di kantin itu.

“Iya, beres.” Jawabku singkat sedikit tersenyum.

“Oke lah. Aku ke kantin dulu ya Din? Mau antri nih, teman-teman ingin coba menu baru di Lezato. Warung baru sebelah kantin Bu Eko. Jualan mi ayam ceker pedas loh. Saking enaknya sampai harus antri.” ujar Mita mengakhiri deskripsi rencananya.

“Mi ayam ceker pedas?”kutelan ludahku membayangkan kaki ayam berselimut bumbu merah kecoklatan dengan resep tumisan yang aduhai. Diletakkan di atas tumpukan mi kenyal berkuah bening dengan apungan lemak ayam di permukaan kuahnya. Tambahan daun bawang dan bawang goreng yang melimpah dipadu acar mentimun yang asam manis. Oh nikmatnya.

“Aku ke kantin dulu ya Din?”Mita membuyarkan lamunanku.

“Ikut Mit.” Jawabku tak ingin tertinggal antrian mi ayam yang kabarnya termasyur di kampus.




2 comments:

Sang Kala

Sumber gambar: https://www.huffingtonpost.com/2013/12/31/time-art_n_4519734.html “Ceritakan padaku apa yang perlu kudengar.” “...