![]() |
https://bit.ly/2AI3wHK |
“Gimana tadi Dik sekolahnya?”tanyaku pada Siti putriku.
“Tadi ada orang dari puskesmas Ma. Cerita-cerita gitu di
depan kelas. Kasih tau kalo ga boleh jajan smebarangan.”celotehnya.
“Oh ya? Berapa orang yang datang Dik? Ada dokternya?”tanyaku
lagi.
“Tadi itu…2 orang Ma. Yang satu pakai baju coklat yang satu
lagi pakai baju batik Ma.”jawab Siti.
“Kenapa ga boleh jajan sembarangan Dik?”aku mencoba menguji
putriku apakah ia mendengarkan penjelasan petugas penyuluhan puskesmas di
sekolahnya atau tidak.
“Ya itu Ma, pakai pewarna Ma. Kan warnanya merah, ijo,
kuning menyala gitu ma. Kata pak dokter tadi itu pewarna berbahaya. Terus
banyak jajan yang digoreng pakai minyak hitam. Tadi dikasih liat gambarnya Ma,
hitam banget. Itu katanya pak dokter sudah dipakai goreng lebih sepuluh kali
tapi nggak diganti.”Siti bersemangat menjelaskan. Senang putriku bisa mengingat
pesan [enyuluh kesehatan dengan baik.
“Trus apalagi?”aku terus bertanya.
“Ya itu Ma, jajan depan sekolah sering ga dibungkus. Tar
dihinggapi lalat. Terus bawa penyakit. Bisa mencret Ma.”
“Gitu ya Dik? Ya sudah makan dulu.”Aku menghentikan
penjelasannya sambil menyodorkan mangkuk bakso berkuah bening dengan butiran
bola daging besar menggugah selera. Kami mampir makan bakso di warung bakso Pak
Di langganan kami.
“Adik pakai kecap saja ya?”ulasku sambil menuang beberapa
tetes kecap manis ke mangkuk baksonya
“Iya Ma. Loh mama pakai saus?”Kan tadi kata pak dokter ga
boleh ma pakai saus merah. Katanya itu pewarnanya ngga bagus ma”Siti berargumen
ketika melihatku menuangkan saus tomat berwarna merah darah pekat ke dalam
mangkukku.
“Ngga apa-apa. Mama udah besar. Siti masih kecil jadi ga
boleh pakai saus merah.”jawabku singkat sambil terus menuang saus merah
darah dari botol kaca ke dalam mangkuk sampai
kuahnya mengental merah darah. Kutambah 3 sendok sambal dan kusantap.
Siti melongo melihatku.
#ODOPBatch6
Hmm aku gak suka saus di masukin ke kuah.
ReplyDelete