![]() |
https://bit.ly/2zBn40M |
Perlahan jariku menggerakkan kelambu tebal berwarna hijau
muda yang membatasi tempatku berbaring dengan pasien lain. Kupegang lengan
kananku dan kupencet perlahan bagian bawah lipatan dalam tanganku, tegang dan
keras. Jarum infus masih menempel di dekatnya. Aku menengadah ke atas dan silau
lampu ruangan membuatku mengerjap, kuingat-ingat berapa lama aku sudah ada di
sini. Kuhitung sudah lima hari sudah lamanya.
Aku gerakkan perlahan lengan kananku yang berinfus, kugeser
bantal yang menopangnya agar lenganku bisa jatuh ke kasur, sejajar dengan
lengan kiriku. Sedikit pegal rasanya. Kugerakkan ujung jari tangan kananku dan
kuraba selimut lembut yang wangi cairan desinfektan. Cukup lembut selimut ini
untuk ukuran rumah sakit umum daerah pinggiran.
Kurasakan sakit yang aneh di bagian perut bawahku. Aku
penasaran apa sayatan itu berbekas. Bagaimana para dokter itu mencabikku di
meja operasi, apa mereka sudah memperlakukanku sebaik-baiknya dengan membuat
guratan pasca operasi yang layak. Atau mungkin nanti berbekas lebar? Kubuang
pikiran jelek itu dan aku kembali terpekur dalam penantianku.
Ada hal yang lebih penting lagi. Sudah lewat 12 jam, ah
salah sudah sehari semalam dan dua jam lagi, tepat dua jam lagi akan masuk hari
kedua pasca operasiku dia tak kunjung datang. Aku tidak bisa membuatnya
berjanji dan aku tahu dia juga tak bisa menjanjikan apa-apa padaku. Tuhan
tolong segera kirim dia, kini aku ketakutan sendiri di ruangan tempat aku
berbaring. Dulu aku acuh menganggap kehadirannya. Sering malu aku dibuatnya
jika orang lain tahu tentang keberadaannya. Sekarang aku teramat sangat
membutuhkannya. Tuhan yang Maha Pengampun, ampunilah dosaku dan tolonglah
umatmu ini, aku memejamkan mata sembari berdoa.
“Ma, gimana?” suamiku datang kembali dari kamar obat dan
mengambil kursi duduk di sampingku.
“Belum Pa.”jawabku.
“Belum kentut Ma?” suamiku menatap wajahku yang memelas.
“Belum, gimana nih pa?”aku merengek setengah khawatir.
“Coba kutanya perawat jaga ya. Tunggu ya Ma?”suamiku
bergegas keluar ruangan.
Duh kentut mengapa kamu belum juga datang? Kamu maha penting
melebihi segala urusan duniawiku pasca operasi. Datangnya dirimu pertanda usus
dan organ tubuh dalam lainnya di pencernaan sudah bangun dan sudah bisa bekerja
mengolah makanan. Kentutku, segeralah datang.
#ODOPBatch6
#ODOPBatch6
No comments:
Post a Comment