![]() |
Dokumentasi pribadi |
Pada tanggal 27 – 29 September 2018, masyarakat Lawang punya
gawe. Sebuah festival yang masuk
dalam 100 Wonderful Event dari
Provinsi Jawa Timur. Acara ini dikurasi langsung oleh Kementerian Pariwisata
dan menjadikan acara yang pertama kali digelar di Lawang ini sebagai oase bagi
pariwisata Lawang.
Lawang adalah sebuah kecamatan bagian dari Kabupaten Malang
yang terkenal akan potensi wisatanya. JIka Sahabat berkendara ke kota Malang
maka Sahabat pasti melewati Lawang. Kecamatan ini menjadi kota kecil yang
sebenarnya kaya peninggalan sejarah. Karenanya, Lawang diangkat pamornya
melalui acara ini, karena sesungguhnya banyak potensi wisata Lawang yang belum
banyak dikenal baik oleh warga masyarakatnya, maupun wisatawan dari kota lain.
Ada banyak acara yang digelar di festival yang berlangsung
selama tiga hari ini. Acara dimulai dari parade budaya (karnaval) yang diikuti
oleh banyak instansi. Acara juga diisi dengan aneka kompetisi mulai dari lomba
tari tradisional (Tari Bopeng) dan juga acara Grebeg Sabrang. Lomba musik
dengan alat musik tradisional dari bambu, yang lebih dikenal dengan nama patrol
digelar di hari kedua dan acara lain seperti lomba fashion show dan lomba kuliner makanan tradisional non beras juga
diikuti banyak peserta.
Favorit saya adalah lomba foto bangunan tempo dulu. Foto
menjadi bukti keindahan bangunan tempo dulu yang menyimpan banyak kenangan dan
sejarah. Saya baru menyadari betapa banyaknya bangunan peninggalan Kolonial
Belanda yang berjajar tetap megah walaupun beberapa bagian bangunan
terbengkalai. Beberapa bangunan tetap terawat sampai sekarang, sebagian lagi
yang tidak diabadikan oleh jepretan peserta lomba masih bisa dilihat di
beberapa sudut kota.
Acara yang paling ditunggu oleh masyarakat adalah bazar
kuliner tradisional dan modern. Semua pasti bersemangat jika mendengar kata
kuliner. Tentu saja stand makanan tradisional diserbu banyak pengunjung. Stand
penjual didekorasi sedemikian rupa menggambarkan ciri tradisional tempo dulu.
Aneka jajanan yang sudah jarang dijumpai seperti jongkong, gethuk, blendung,
dawet campur, ketan sarikaya, gulali, arbanat dan lain-lainnya membuat lidah dan
memori dimanjakan kembali pada suasana tempo dulu.
Panggung hiburan yang didirikan di tengah-tengah penjual
makanan juga diisi dengan acara seni dan nyanyi yang membuat hangat suasana
Lawang. Seluruh warga masyarakat tumpah ruah mencoba jajanan tradisional yang
disajikan sangat tradisional dan juga penasaran mencicipi makanan modern
kekinian yang jarang ditemukan sehari-hari.
Beberapa pengunjung datang dari Singosari, Pasuruan, dan
kota-kota lain. Acara ini telah berhasil mengangkat pariwisata Lawang walaupun
belum semuanya terjelajahi dan dengan apik terwakilkan di festival ini. Semoga
di tahun depan festival ini bisa diadakan kembali dengan aneka acara menarik
lainnya. Yuk berkunjung ke Lawang.
#TantanganODOP3 #onedayonepost #odopbatch6 #nonfiksi
#TantanganODOP3 #onedayonepost #odopbatch6 #nonfiksi
Menarik sekali festivalnya mba Silvana, membuat saya ingin mengu njungi kota Malang dan Lawang 😊
ReplyDeleteAyoooooo :)
Deletewah...,keren masuk 100 Wonderful Event dari Provinsi Jawa Timur.
ReplyDeleteDan saya pun yang tinggal di sini ikutan terpana mba hahaha
DeleteDimana mana kuliner jadi pusat perhatian. Kalau ke lawang belum pernah. Kalau ke malang sering. Yang ngangenin baksonya.
ReplyDeletePerlu tulis tentang kuliner Lawang nih, biar tertarik mampir ke Lawang :)
DeleteHai Mbak, salam kenal, dari pulau sebelah.
ReplyDeleteNiat hati mau komen di tulisan si penguni dan keajaibannya, pas scrol ke bawah menemukan kata lawang Malang, mengingatkan masa mudaa saat di Malang dulu.
Malang memang menyimpan sejuta pesona mbak, tiap eventnya selalu menarik dan asik.
Salam kenal mba, wihiiiii berarti nostalhia gitu dong :)
DeleteSemoga selalu lekat kenangan2 indahnya tentang Malang yaaa