 |
sumber: https://bit.ly/2xsy0f7 |
Saya sering ditanya apa kiat-kiat yang dipakai untuk mudah
mempelajari bahasa Inggris. Menurut Anda apakah sulit belajar bahasa Inggris itu?
Jika iya sulitnya di mana dan jika tidak bagaimana Anda mengatasinya? Bagaimana
hendaknya kita memulai? Cinta!
Ya, cinta. Anda ingat kan bagaimana rasanya jatuh cinta itu?
Menyenangkan bukan? Anda bisa melakukan banyak hal yang tidak Anda lakukan
sbeelumnya kan? Anda bisa tersenyum bahagia dan berseri-seri sepanjang hari
mengingat indahnya cinta itu. Saya juga mencintai bahasa. Kebetulan saya suka
bahasa Inggris, ini bahasa asing yang pertama kali saya pelajari.
Tidak, saya tidak jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya
dulu mengalami kesulitan belajar bahasa Inggris, mungkin sama dengan
kebanyakan. Tetapi kemudian saya mencintainya. Cinta tidak datang dengan
sendirinya, ibarat pepatah “witing tresno jalaran soko kulino”, Cinta datang
karena kebiasaan, kaena seringnya kita berinteraksi. Maka itulah yang terjadi
pada saya. Saya banyak berinteraksi dengan bahasa Inggris.
Saya sering mendengarkan lagu-lagu barat kala itu dari kaset
papa saya. Tidak tahu artinya hanya mendengar saja, suka juga tidak. Saya suka
lagu Melissa, Abang Tukang Bakso, daripada koleksi papa. Tapi ini menjadi pintu
kebiasaan datang. Mama, yang saat itu bekerja di sebuah perusahaan sering
membawa pulang beberapa prangko luar negeri yang didapat dari atasan beliau
ketika berkorepondensi dengan koleganya. Dari situ saya melihat macam-macam
prangko dan mengagumi bagaimana bisa perangko-perangko cantik itu datang
melintasi lautan sampai ke kota kecil macam Mojokerto.
Hal-hal seperti ini perlu dipupuk sehingga kecintaan
terhadap bahasa asing semakin tebal. Sama seperti ketika kita jatuh hati pada
seseorang, semua yang dilakukan untuk mendapatkan cintanya, entah pahit atau
manis pasti menyenangkan untuk dijalani. Sama dengan belajar bahasa.
Ketertarikan pada hal-hal sederhana berdasarkan cerita saya di atas menjadi
dasar untuk belajar dengan lebih giat.
Berdasarkan pengalaman saya belajar bahasa asing, dalam hal
ini bahasa Inggris inilah cara-cara menyenangkan yang saya lakukan agar belajar
lebih mudah dilakukan.
Influence
Saya percaya ini adalah faktor mendasar yang perlu Sahabat
miliki. Semakin banyak Sahabat mendapatkan pengaruh bahasa Inggris di kehidupan
sehari-hari, semakin banyak yang Sahabat pelajari. Ubah pengaturan telepon
seluler dalam bahasa Inggris, biasakan membaca bahan-bahan dan tulisan
berbahasa Inggris di belakang kemasan makanan, ganti subtitle (teks) video favorit yang ditonton dalam bahasa Inggris,
tonton acara berbahasa Inggris, dan banyak hal sederhana lain yang bisa Sahabat
lakukan. Intinya, ubah semua dalam pengaturan berbahasa Inggris.
Sahabat perlu tahu, saya memang pernah ikut les bahasa
Inggris waktu kecil, yang jika saya ingat-ingat pengajarannya asal-asalan saja.
Saya berhenti les hanya dua atau tiga bulan tanpa paham apapun. Yang membuat
saya sukses belajar bahasa Inggris adalah karena saya sudah membiasakan diri
sejak kecil untuk menciptakan lingkungan berbahasa Inggris, walaupun masih
pasif. Orang tua yang mendorong tentunya.
Read aloud
Baca, baca, dan terus baca. Saya orang yang sangat percaya
bahwa tidak mungkin seseorang bisa berbahasa Inggris dengan baik hanya dengan
belajar speaking / conversation tanpa
membaca. Pun jika orang itu berhasil berbicara yang lancar (versi orang awam),
saya tidak yakin dia bisa mengeja dan menulis kalimat dengan baik dan benar.
Ingat, berbahasa Inggris yang benar itu bukan hanya fluent (lancar) tapi juga
tepat secara struktur kalimat, makna, dan lain sebagainya.
Melalui kegiatan membaca, otak kita secara ajaib merekam
tata bahasa, penulisan, ejaan, bentuk kata kerja dan aneka hal lainnya. Saya
sudah membaca buku berbahasa Inggris tanpa saya pahami isinya sejak SMP kelas
2. Ini termasuk terlambat, tapi di zaman saya sudah lumayan lah.
Saya baca saja keras-keras dan saya tebak maksudnya lewat
beberapa gambar yang disertakan, walau sering kali hanya tulisan tanpa gambar.
Saya ingat buku yang saya baca adalah buku panduan turisme Hong Kong. Seorang
teman memberikannya pada saya. Saya baca keras-keras tanpa yakin pengucapan
saya benar atau salah. Tapi, saya mulai belajar tahu pengucapan juga karena
saya melakukan langkah ketiga.
Sing along
Langkah ini membantu saya untuk mendapatkan pelafalan yang
tepat, dengan cara super menyenangkan. Dari SD kelas 4 saya sudah mendengarkan
dan menyanyikan lagu-lagu Barat. Roxette, Bryan Adams, The Offspring, dan
penyanyi di zaman itu lagunya saya putar berulang kali, sambil membaca lirik
lagu.
Enaknya belajar sejak dini adalah pengucapan akan lebih
mirip dengan native. Lidah belum sekaku orang dewasa yang biasanya
medok jika berbahasa Inggris. Karena saya sudah mulai melafalkan beberapa kata,
tanpa tahu artinya juga, maka saya lebih mudah melakukan langkah kedua, membaca
teks apapun yang berbahasa Inggris.
Friendship
Seperti saya bilang sebelumnya, keajaiban membaca adalah
otak kita merekam struktur kalimat, dan contoh-contoh kalimat. Tapi hanya
membaca tanpa mempraktikkannya ya sia-sia belaka. Cara paling jitu adalah cari
teman yang bisa mendukung kegiatan berbahasa Inggris kita.
Zaman saya dulu belajar, saya mengirim surat pada guru
Bahasa Inggris saya dan pada murid-murid beliau di sekolah baru. Kemudian
mencari sahabat pena sampai kemudian menggunakan teknologi bernama MIRC, chatting online via internet kala itu. Saya
nekad chat di room Amerika,
menghindari chat dengan orang Indonesia karena saya chatting untuk belajar selain berteman tentunya.
Dari kegiatan chatting
dan korespondensi saya mendapatkan beberapa teman dari Jepang, Amerika Serikat,
China, dan Brazil. Kami berkirim surat, perangkonya ya…mahal tapi ini lebih
menyenangkan daripada sekedar duduk di kelas untuk les.
Sahabat, jangan khawatir jika bahasa Inggris masih kacau.
Yang penting niat, termasuk niat untuk memperbaiki kesalahan ya, bukan
dibiarkan tetap salah. Saya berani chat dengan orang asing setelah saya setahun
berkorespondensi dengan guru bahasa Inggris dan teman-teman Indonesia yang
sama-sama belajar bahasa Inggris.
Sekarang tentunya tidak sulit untuk menemukan teman-teman
yang berjuang belajar bahasa Inggris di aneka komunitas atau klub bahasa.
Ingat, kosa kata dan tata bahasa didapat dari banyak membaca, termasuk membaca
teks dari film yang kita tonton. Jika hanya ikut klub untuk mendengar tanpa
belajar sendiri di rumah saya tidak yakin hasilnya maksimal.
Practice, practice, practice
Ini pesan yang rasanya tidak perlu saya jabarkan panjang
lebar. Semakin banyak Sahabat mencoba, maka semakin banyak Sahabat tahu apa
yang perlu dipelajari. Ini juga cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan
akan hasil yang sudah dicapai selama masa belajar.
Sahabat, belajar tidak akan ada habisnya. Sampai sekarang
pun saya masih belajar dan mencari tahu beberapa hal tentang bahasa Inggris
yang penting saya tahu. Beberapa hal sudah saya lupakan, jadi saya perlu
mengingatnya kembali.
Oh ya, satu lagi, jika Sahabat sudah merasa cukup lancar dan
menguasai bahasa Inggris ikuti tes kemampuan bahasa Inggris macam TOEFL tes
atau IELTS atau tes-tes lokal lain yang sejenis. Tes ini akan memberikan ukuran
yang tepat tentang sejauh mana pemahaman kita tentang bahasa Inggris. Karena
dalam skor (TOEFL yang saya tahu) ada range
nilai yang menunjukkan kompetensi kita dalam berbahasa Inggris. Dalam standar
tes TOEFL PBT (paper based TOEFL) tempo dulu yang sebenarnya sekarang tidak
lagi dipakai, tapi banyak dipakai di universitas untuk syarat yudisium, nilai
<400 artinya belum mampu menggunakan bahasa Inggris dalam segala
konteks/situasi/topik. Sedangkan nilai 400 – 449 diaggap hanya cukup untuk
berkomunikasi yang sangat dasar sekali, itupun dengan bantuan lawan bicara.
Dengan mengikuti tes seperti ini maka Sahabat akan terpacu
untuk lebih giat belajar dan terus mempraktikkan bahasa Inggris. Jangan
berputus asa dan terus mencoba. Sudah banyak skeali kemudahan yang diberikan
oleh dunia teknologi informasi, maka silakan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Selamat belajar bahasa Inggris.